SINGAPURA - Harga minyak mentah naik pada hari Senin (4/3) setelah negara-negara anggota OPEC+ setuju untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga kuartal kedua, sebagian besar sejalan dengan ekspektasi pasar.

Minyak Brent berjangka naik 28 sen, atau 0,3 persen, menjadi $83,83 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik 20 sen, atau 0,3 persen, menjadi $80,17 per barel.

Pemangkasan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya Russia (OPEC+) diperkirakan akan meredam pasar di tengah kekhawatiran ekonomi global dan peningkatan produksi di luar kelompok tersebut, dengan pengumuman Russia yang mengejutkan beberapa analis.

Russia akan memangkas produksi dan ekspor minyaknya sebanyak 471.000 barel per hari (bpd) tambahan pada kuartal kedua, melalui koordinasi dengan beberapa negara peserta OPEC+, kata Wakil Perdana Menteri Alexander Novak pada hari Minggu (3/3).

"Tanda-tanda pengetatan di pasar fisik terus mendorong harga minyak mentah lebih tinggi. Pemotongan produksi oleh aliansi OPEC+ terus mengurangi pasokan karena pasar khawatir terhadap ketegangan baru di Timur Tengah," kata analis ANZ dalam sebuah catatan pada Senin.

Meningkatnya ketegangan geopolitik akibat konflik Israel-Hamas dan serangan Houthi terhadap pelayaran Laut Merah telah mendukung harga minyak pada tahun 2024, meskipun kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi masih membebani.

Kelompok Houthi Yaman yang didukung Iran bersumpah pada hari Minggu akan terus menargetkan kapal-kapal Inggris di Teluk Aden setelah tenggelamnya kapal milik Inggris Rubymar.

Dalam beberapa komentar paling keras yang dilontarkan pemimpin senior AS, Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Minggu menuntut kelompok militan Palestina Hamas menyetujui gencatan senjata segera selama enam minggu sambil dengan tegas mendesak Israel berbuat lebih banyak guna meningkatkan pengiriman bantuan ke Gaza.

Washington bersikeras bahwa kesepakatan gencatan senjata sudah dekat dan berupaya untuk menerapkan gencatan senjata pada awal Ramadhan, seminggu lagi.Seorang pejabat AS pada hari Sabtu mengatakan Israel telah menyetujui kerangka kesepakatan.

Baca Juga: