JAKARTA - Tingginya harga kedelai impor memberi kesempatan bagi produk lokal mengisi pasar dalam negeri. Kondisi itu diharapkan dapat menstimulasi produsen pangan menanam kedelai sehingga produksi lokal meningkat dan kebergantungan impor turun.

Menteri Pertanian Syahrul Limpo mengatakan situasi ini tentunya menguntungkan petani lokal karena harga produksinya sangat menjanjikan. "Hal ini menjadi momen yang tepat untuk percepatan kebangkitan kedelai nasional karena kuranh lebih 15 tahun kita bergantung ke negara lain," tegasnya di Jakarta, Jumat (22/4).

Adapun Mentan baru saja menggelar pertemuan Percepatan Pengembangan Kegiatan kedelai dan Evaluasi Kegiatan Tanaman Pangan di Bogor, Jawa Barat. Acara itu dihadiri Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Provinsi dan Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih di 14 Provinsi sentra kedelai.

Kepada Pemda dari belasan sentra produksi kedelai Mentan berpesan agar mengintegrasikan hulu hingga hilir dengan untuk membangkitkan kejayaan kedelai nasional.

Diketahui, alokasi kegiatan pengembangan Kawasan kedelai pada 2022 seluas 52.000 hektar di 16 Provinsi. Kemudian, untuk menambah gairah petani menanam kedelai telah disetujui tambahan anggaran pengembangan kedelai melalui Anggaran Biaya Tambahan (ABT) pada 2022, seluas 300 ribu hektar di 14 provinsi.

Adopsi Teknologi

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, perlunya beberapa langkah percepatan dengan mengundang Dinas Pertanian daerah untuk segera mengusulkan calon petani dan calon lokasi (CPCL), kemudian dari BSPB juga perlu mendukung untuk proses sertifikasi benih kedelai.

Terkait peningkatan produksi kedelai beber dia, memang diperlukan percepatan adopsi tenologi budidaya kedelai yang terbarukan dari rata-rata produktivitas 1,5 ton per hektar bisa ditingkatkan menjadi 2-3 ton per hektar.

"Pada dasarnya ketersediaan nasional untuk kedelai aman mencukupi kebutuhan nasional sekitar 200 sampai 250 ribu ton per bulan. Kami tentu perlu backup semua pihak supaya dapat meningkatkan produksi kedelai, baik dari sisi peningkatan produktivitas maupun luas panennya," jelas Suwandi.

Pola pengembangan kedelai saat ini dengan melibatkan offteker untuk menjamin kepastian harga hasil panen petani.

"Mengingat keterbatasan anggaran Kementan jadi kita dorong juga petani supaya bisa memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR) di samping kita juga menggenjot penyediaan benih kedelai yang bermutu, kita kejar ke arah mendekati provitas ideal potensi Litbang yang bisa sampai 3 ton perhektar," tambah Suwandi.

Baca Juga: