Chicago - Harga emas naik pada akhir perdagangan Rabu (2/6) waktu Chicago, Amerika Serikat (AS) atau Kamis (3/6) pagi WIB, bangkit dari penurunan sehari sebelumnya, kembali ke level tertinggi sejak awal Januari, karena imbal hasil obligasi pemerintah AS mundur, sementara investor menunggu data ekonomi utama minggu ini yang akan menjelaskan prospek inflasi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, menguat 4,9 dollar AS atau 0,26 persen menjadi ditutup pada 1.909,90 dollar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (1/6/2021), emas berjangka turun tipis 30 sen atau 0,02 persen menjadi 1.905 dollar AS per ounce.

Emas berjangka meningkat 6,8 dollar AS atau 0,36 persen menjadi 1.905,30 dollar AS pada Jumat (28/5/2021), setelah merosot 5,3 dollar AS atau 0,28 persen menjadi 1.898,50 dollar AS pada Kamis (27/5/2021), dan menguat 3,2 dollar AS atau 0,17 persen menjadi 1.901,20 dollar AS pada Rabu (26/5/2021).

Pasar AS tutup pada Senin (31/5/2021) untuk libur Memorial Day.

"Pada titik ini, ini adalah antisipasi dari beberapa berita ekonomi yang keluar minggu ini ... yang akan meningkatkan kekhawatiran mengenai inflasi dan akan berdampak positif pada momentum di pasar emas," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.

"Obligasi pemerintah relatif tenang mengingat berita inflasi," kata Sica, menambahkan bahwa momentum di pasar saham mencegah emas terus bergerak lebih tinggi.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun di bawah 1,60 persen, mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak membayar bunga, sementara pasar saham melayang di dekat rekor tertinggi.

Investor sekarang menunggu data penggajian AS yang akan dirilis pada Jumat (4/6/2021) untuk mengukur isyarat kebijakan moneter di waktu mendatang.

Kemacetan dalam rantai pasokan dan kenaikan harga-harga komoditas dapat membatasi potensi pertumbuhan manufaktur AS, dan Federal Reserve memperhatikan data pasar tenaga kerja, kata analis Commerzbank, Daniel Briesemann.Ant

Baca Juga: