Chicago - Harga emas menguat untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu (21/4/2021) waktu Chicago, Amerika Serikat (AS) atau Kamis (22/4/2021) pagi WIB, karena penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan dollar yang lebih lemah mengangkat daya tarik logam mulia di tengah kekhawatiran investor atas peningkatan kasus Covid-19 secara global.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 14,7 dollar AS atau 0,83 persen menjadi ditutup pada 1.793,10 dollar AS per ounce, setelah mencapai tertinggi sesi di 1.798,25 dollar AS. Ini adalah penyelesaian tertinggi untuk emas sejak 25 Februari ketika menyentuh puncak 1.805 dollar AS.

Sehari sebelumnya, Selasa (20/4/2021), harga emas berjangka terangkat 7,8 dollar AS atau 0,44 persen menjadi 1.778,40 dollar AS, setelah terpangkas 9,6 dollar AS atau 0,54 persen menjadi 1.770,60 dollar AS, per ounce pada Senin (19/4/2021), dan menguat 13,4 dollar AS atau 0,76 persen menjadi 1.780,20 dollar AS pada Jumat (16/4/2021).

"Tekanan terhadap emas selama beberapa bulan terakhir adalah meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat dan sekarang sudah cukup banyak berkurang," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.

"Prospek ekonomi global saat ini masih beragam ... Anda akan melihat pendekatan yang jauh lebih hati-hati di kuartal berikutnya dan itu mungkin akan membuat emas mulai melihat aliran safe haven," tambah Moya.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan melemah di bawah 1,6 persen, mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tanpa suku bunga. Imbal hasil surat utang AS 10-tahun berada di level tertinggi 14 bulan di 1,77 persen pada 30 Maret.

Indeks dollar yang mengukur greenback terhadap euro dan lima mata uang utama lainnya berada di 91,13, turun tipis 0,1 persen, juga memberikan dukungan terhadap emas.

Investor juga berbondong-bondong ke emas sebagai tempat berlindung sebagai reaksi terhadap lonjakan kasus COVID-19 di India, di mana lebih dari 250.000 infeksi baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir, serta di Brazi dan Jepang, di mana ada wabah besar.

Baca Juga: