Chicago - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan, Selasa (8/6) waktu Chicago, Amerika Serikat (AS) atau Rabu (9/6) pagi setelah naik dua hari beruntun, karena dollar yang lebih kuat mengimbangi penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS saat investor menantikan data inflasi AS yang dapat memengaruhi garis waktu Federal Reserve untuk mengurangi dukungan moneternya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh 4,4 dollar AS atau 0,23 persen menjadi ditutup pada 1.894,40 dollar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (7/6/2021). emas berjangka bertambah 6,8 dollar AS atau 0,36 persen menjadi 1.898,80 dollar AS per ounce.

Emas berjangka juga melonjak 18,7 dollar AS atau satu persen menjadi 1.892 dollar AS pada Jumat (4/6/2021), setelah anjlok 36,6 dollar AS atau 1,92 persen menjadi 1.873,30 dollar AS pada Kamis (3/6/2021), dan menguat 4,9 dollar AS atau 0,26 persen menjadi 1.909,90 dollar AS pada Rabu (2/6/2021).

Indeks dollar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya naik 0,2 persen, menurunkan daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS yang dijadikan acuan merosot ke terendah satu bulan.

"Ini tarik menarik antara bullish dan bearish (untuk emas) di level 1.900 dollar AS," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, menambahkan bahwa penurunan imbal hasil obligasi adalah penarik jangka pendek "terbaik" untuk emas, sementara penguatan dollar dan kenaikan harga-harga ekuitas menjadi pengganjal.

Data ekonomi positif yang dirilis pada Selasa (8/6/2021) juga meredam emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa defisit perdagangan AS turun 8,2 persen menjadi 68,9 miliar dollar AS pada April, lebih baik dari perkiraan dan lebih kecil dari defisit 75 miliar dollar yang dilaporkan pada Maret.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa pemberi kerja menciptakan rekor lowongan pekerjaan sebesar 9,3 juta pada April, jauh melebihi jumlah perekrutan, yang stabil di 6,1 juta. Analis pasar percaya kekuatan di pasar tenaga kerja dapat mendorong Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lebih cepat daripada yang diperkirakan, karena kebutuhan untuk memenuhi misinya meningkatkan pasar kerja akan terpenuhi.

Investor juga menunggu indeks harga konsumen AS yang dijadwalkan akan dirilis pada Kamis (10/6/2021). Analis mencatat bahwa data indeks harga konsumen dapat memicu kekhawatiran bahwa Fed akan memulai langkah untuk mengurangi kebijakan moneternya terbuka lebar, mendorong harga emas lebih rendah.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga menyatakan bahwa lingkungan suku bunga yang sedikit lebih tinggi "sebenarnya akan menjadi nilai tambah bagi sudut pandang masyarakat dan sudut pandang The Fed."

Baca Juga: