Pengadilan AS mengatakan Pangeran Mohammed bin Salman kebal dari tuntutan hukum terkait pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 dan hakim ­harus menolak ­gugatan.

WASHINGTON DC - Seorang hakim Amerika Serikat (AS) pada Selasa (7/12) menolak gugatan terhadap Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS) atas dugaan perannya dalam pembunuhan jurnalis pembangkang Jamal Khashoggi pada 2018.

Hakim federal Washington, John Bates,tidak punya pilihan selain mematuhi sikap pemerintah AS yang menyatakan bahwa Pangeran MbS, yang ditunjuk sebagai perdana menteri Arab Saudi pada September lalu, memiliki kekebalan di pengadilan AS sebagai kepala negara asing.

Hakim Bates mengatakan gugatan perdata yang diajukan oleh janda Khashoggi, Hatice Cengiz, dan kelompok aktivisnya, DAWN, membuat argumen kuat yangmenyatakanbahwa Pangeran MbS berada di balik pembunuhan itu.

Tetapi dia memutuskan bahwa dirinya tidak memiliki kekuatan untuk menolak sikap resmi pemerintah AS, yang disampaikan dalam pernyataan resmi ke pengadilan pada 17 November lalu.

"Setelah Pangeran MbS diangkat sebagai perdana menteri beberapa pekan yang lalu, cabang eksekutif pemerintah AS tetap bertanggung jawab atas urusan luar negeri, termasuk dengan Arab Saudi, dan keputusan yang bertentangan menyangkut kekebalan Mohammed bin Salman oleh pengadilan ini, akan mengganggu tanggung jawab tersebut," kata Bates.

Dalam putusannya, Hakim Bates mengatakan tuduhan pembunuhan, waktu pengangkatan pangeran sebagai perdana menteri, dan waktu pengajuan gugatan ke pemerintah AS, telah membuatnya gelisah. Akan tapi Bates mengatakan dirinya tidak punya pilihan lain dalam kasus ini.

Deklasifikasi Intelijen

Pangeran MbS telah menjadi penguasade factoKerajaan Saudi selama beberapa tahun di bawah kepemimpinan ayahnya, Raja Salman.

Khashoggi adalah seorang jurnalis, aktivis yang berbasis di AS, dan salah satu kritikus pangeran yang paling vokal. Ia diyakini telah tewas ketika melakukan perjalanan ke Turki dengan tunangannya untuk mendapatkan dokumen pernikahan mereka dari konsulat Saudi di Istanbul.

Sebelum penolakan gugatan ini, pengadilan Saudi pada 2020 memenjarakan delapan orang selama antara tujuh hingga 20 tahun atas pembunuhan itu.

Tahun lalu, Presiden Biden mendeklasifikasi laporan intelijen yang menemukan bahwa Pangeran MbS telah menyetujui operasi pembunuhan terhadap Khashoggi, dan pernyataan itu telah dibantah oleh pihak berwenang Saudi.

Pembunuhan itu sendiri telah membuat hubungan antara Washington DC dan Riyadh runyam.

Namun didorong oleh kebutuhan politik Timur Tengah, terutama ancaman dari Iran, dan kekuasaan Arab Saudi atas pasar minyak, Biden melakukan perjalanan ke negara itu pada Juli dalam sebuah langkah yang dipandang sebagian bertujuan untuk melupakan kasus pembunuhan tersebut. AFP/I-1

Baca Juga: