JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berupaya memperkuat strategi untuk menghadirkan destinasi yang berkualitas, resilient, dan berkelanjutan dengan memperhatikan sumber daya alam, manusia dan budaya sebagai arah pengembangan destinasi pariwisata Indonesia ke depan.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu dalam sesi diskusi terkait "Destinasi dan Industri" dalam acara Rakornas Parekraf 2022, mengatakan pengembangan destinasi ke depan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan reputasi destinasi pariwisata untuk mewujudkan ekosistem pariwisata yang terintegrasi, mendorong pembangunan daerah, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Dalam dua tahun ke depan kita kemungkinan masih akan berkutat dalam upaya pemulihan dari pandemi COVID-19, dan hal ini selaras dengan upaya kita dalam mewujudkan destinasi pariwisata yang berkualitas, resilient, dan berkelanjutan," katanya dalam keterangan tertulisnya, akhir pekan lalu.

Dia menambahkan dalam mewujudkan capaian tersebut, Kemenparekraf pada khususnya Kedeputian Bidang Pengembangan Destinasi dan Sumber Daya Kelembagaan memiliki lima strategi.

Pertama adalah melakukan analisis tipologi dan strategi pengembangan destinasi baik perwilayahan dan juga secara tematik. Yakni terbagi dalam destinasi rintisan, pengembangan, pemantapan, dan revitalisasi. Selanjutnya adalah penataan dan penguatan manajemen destinasi dan daya tarik melalui penerapan visitor management, carrying capacity untuk meningkatkan destination appeal dan market attractiveness.

"Kemudian yang ketiga adalah pembangunan-pembangunan infrastruktur, fasilitas, aksesibilitas konektivitas, serta pengelolaan fasilitas pariwisata," kata Vinsen.

Keempat, katanya, memaksimalkan koordinasi pengembangan kawasan, desa wisata, geopark, kawasan ekonomi khusus (KEK), cultural heritage, kota kreatif/sentra kreatif. Dan terakhir adalah peningkatan dan pemberdayaan masyarakat dan UMKM di destinasi pariwisata.

"Kami ingin suatu saat hadir destinasi yang berkualitas, resilient, dan berkelanjutan dengan memperhatikan sumber daya alam, budaya, dan manusia," kata Vinsen.

Dalam pengembangan desa wisata, sampai dengan November 2022 tercatat ada 3.620 desa wisata yang telah tergabung dalam jaringan desa wisata (jadesta).

"Dan kami mendorong pemerintah daerah untuk mewujudkan sebanyak mungkin desa wisata dan masuk dalam Jadesta karena ada banyak fitur yang dapat dimanfaatkan. Seperti bagaimana mengidentifikasi kebutuhan yang nantinya dapat dibantu oleh kementerian/lembaga ataupun stakeholder lain," ujar Vinsen.

Vinsen pun berharap dukungan dari banyak pihak dalam mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tahun mendatang sehingga dapat mewujudkan terciptanya pariwisata berkualitas dan berkelanjutan dan memberikan dampak pada kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja.

"Menciptakan lapangan kerja baru dan berkualitas yang di tahun ini ditargetkan mencapai 1,1 juta lapangan kerja dan 4,4 juta di tahun 2024," ujar Vinsen.

Baca Juga: