Komunitas internasional harus bersatu untuk mendukung rakyat Israel dan Palestina dalam mengambil tindakan-tindakan tegas guna memajukan perdamaian.

WASHINGTON - Negara-negara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) terus menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza dalam pertemuan yang berlangsung pada Selasa (23/1) untuk membahas situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina.

Pertemuan tersebut, yang dipimpin Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dihadiri oleh para menteri luar negeri dan duta besar dari 15 anggota DK PBB dan sejumlah negara lainnya.

Mereka akan menyampaikan pendapat mengenai krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza akibat operasi militer Israel yang tak kunjung berhenti, serta jumlah korban tewas yang terus bertambah di tengah meningkatnya seruan untuk segera melakukan gencatan senjata.

Seperti dikutip dari Antara, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri, Yordania Ayman Safadi, mengingatkan bahwa waktu terus berjalan, dan DK PBB tak kunjung menuntut gencatan senjata dan menegakkan resolusinya mengenai bantuan kemanusiaan.

"Hentikan pembantaian ini," kata Safadi.

"Mengadopsi resolusi Dewan Keamanan yang mengikat yang memaksa penderitaan ini berakhir adalah sesuatu yang paling bisa kalian lakukan saat ini. Solusi-solusi parsial tidak akan mencapai perdamaian ini," tambahnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Waleed El Khereiji, mengatakan prioritas saat ini adalah meringankan penderitaan dan mengakhiri krisis di Palestina, dan dia meminta Dewan Keamanan untuk memastikan gencatan senjata segera.

"Kami tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk memulihkan perdamaian di kawasan ini, dan kami menyerukan kepada Dewan Keamanan untuk memastikan bahwa Israel menghentikan pelanggarannya terhadap hukum internasional," katanya.

"Kita harus mengambil sikap yang sama sehubungan dengan gencatan senjata dan mengakui bahwa sikap Israel yang menghasut melemahkan upaya untuk mencapai stabilitas di kawasan, termasuk di Israel."

Perwakilan tetap Uni Emirat Arab untuk PBB, Lana Zaki Nusseibeh, mengatakan skala penderitaan di Gaza hampir menyamai periode-periode paling kelam dalam sejarah.

"Kita membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza. Mayoritas komunitas internasional telah menyerukan ini berulang kali, dan pendapat minoritas tidak boleh menjadi penghalang (gencatan senjata) terjadi," katanya kepada Dewan.

Menteri Luar Negeri Slovenia yang juga Menteri Urusan Eropa, Tanja Fajon, juga menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.

"Pesan saya hari ini jelas - hanya gencatan senjata di Gaza dan kawasan tersebut yang akan memberikan perlindungan terhadap warga sipil," kata Fajon.

Ruang Kemanusiaan

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, juga menuntut gencatan senjata segera dan permanen, yang akan menjadi titik balik untuk mengubah segalanya.

"Saya ingatkan bahwa Dewan Keamanan PBB memiliki mandat untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional dan bukan untuk menoleransi perang apalagi genosida," kata Retno dalam YouTube MoFA Indonesia, Rabu (24/1).

Perwakilan tetap Mozambik untuk PBB, Pedro Comissario Afonso, mengatakan situasi saat ini membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan segera dan mendesak, penghentian permusuhan yang berujung pada diakhirinya konflik.

"Di kawasan bermasalah seperti Timur Tengah, di mana konflik dapat melahirkan konflik, kita perlu berhati-hati dan bijaksana dalam setiap langkah yang kita ambil."

Duta Besar Tiongkok untuk PBB, Zhang Jun, menegaskan kembali bahwa gencatan senjata segera harus menjadi sebagai prioritas.

Baca Juga: