AIN SEFRA - Gurun Sahara yang selama ini dikenal sebagai padang pasir di daerah terpanas, Afrika Utara, pada Minggu (7/1) pagi, tiba-tiba diselimuti salju 16 inci atau sekitar 40 sentimeter (cm). Salju turun di sekitar Kota Ain Sefra, sekitar 760 kilometer sebelah selatan ibu kota Aljazair, Algiers.


Daily Mail, Selasa (9/1), melaporkan peristiwa alam itu merupakan kali ketiga dalam 37 tahun terakhir wilayah Kota Ain Sefra, Aljazair, mengalami hujan salju di atas pasir gurun.


Suhu gurun yang lebih dingin pada bulan Januari membuat salju mengendap cukup tebal di gundukan pasir. Sementara di pusat Kota Ain Sefra, salju tampak terlihat hanya setinggi satu hingga dua inci, dan seketika mencair kurang dari 24 jam.


Karim Bouchetata, seorang fotografer profesional yang tengah berada di lokasi, mengaku terkejut melihat fenomena salju tersebut dan mengabadikan melalui lensa kameranya.

"Kami di sini sangat terkejut melihat salju di pagi hari, dan itu bertahan hingga sepanjang hari hingga mulai meleleh pada pukul 5 sore," kata Bouchetata.


Fenomena itu diperkirakan bertepatan dengan cuaca ekstrem di belahan dunia lain. Pantai timur Amerika Serikat terus menghadapi badai musim dingin yang kejam, sementara Sydney, Australia, mengalami suhu terpanas pada 116,6 derajat Fahrenheit sejak hampir 80 tahun.


Forbes melaporkan, tekanan tinggi di Eropa menyebabkan udara dingin ditarik ke Afrika Utara dan masuk ke Gurun Sahara. Massa udara dingin ini naik 3.280 kaki ke ketinggian Ain Sefra, sebuah kota yang dikelilingi oleh Pegunungan Atlas sehingga mulai turun salju pada Minggu pagi.


Ain Sefra, yang dikenal sebagai pintu gerbang ke padang pasir memiliki ketinggian suhu rata-rata 99,7 derajat Fahrenheit selama bulan Juli. Kondisi ini membuat penduduk setempat lebih terbiasa mengelola panas yang ekstrem daripada salju.


Pemandangan saat padang pasir menjadi putih ini menakjubkan. Karim Bouchetata, seorang fotografer, mengatakan bahwa penduduk benar-benar terkejut saat bangun dan melihat salju lagi.

Sayangnya, salju tidak bertahan lama karena suhu naik hingga 42 derajat Fahrenheit menjelang sore. Meski begitu, waktunya cukup bagi anak-anak untuk membuat manusia salju dan bermain kereta luncur dari atas bukit pasir.


Kota Ain Sefra telah mengalami tiga fenomena salju dalam 37 tahun terakhir, yakni pada 1979, 2016, dan 2017. Pada tahun 2016, salju tebal menghantam kota itu hingga menyebabkan penumpang bus telantar. Sementara itu, anak-anak membuat manusia salju dan kereta luncur di atas bukit pasir.


Afrika Utara dahulu pernah dikelilingi oleh vegetasi, hewan, danau besar, dan permukiman manusia selama periode lembap. Namun, ketika periode lembap berakhir sekitar 15.000 sampai 5.000 tahun yang lalu, Afrika Utara yang subur menjadi Gurun Sahara.


Gurun Sahara merupakan gurun panas terbesar ketiga di dunia setelah Antartika dan Arktik, yang merupakan padang pasir yang dingin. Wilayahnya sekitar 9.200.000 kilometer persegi yang mencakup sebagian besar Afrika Utara. AFP/ils/AR-2

Baca Juga: