JAKARTA -Badan Pangan Nasional (Bapanas) harus mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa produksi pertanian benar-benar menjadi soko guru ketersediaan pangan nasional dan bukan impor. Harus bisa dipastikan impor beras tidak merusak harga di level petani.

"Petani harus menjadi subjek utamanya. Tugas Bapanas menjaga daya hidup petani. Harus dipastikan impor tidak merusak harga di level petani. Apalagi ini kan memasuki panen raya," kata Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Dwijono Hadi Darwanto kepada Koran Jakarta, Senin (4/3).

Dwijono mengatakan dibentuknya Bapanas ditujukan untuk membenahi tata kelola pangan nasional terarah dan efektif. Sesuai UU Pangan, salah satu tugas Bapanas adalah memastikan ketersediaan pangan, stabilisasi pasokan dan harga pangan, mencegah kerawanan pangan dan gizi, penganekaragaman konsumsi pangan, serta keamanan pangan.

Untuk itu, Dwijono mengingatkan Indonesia jangan dibandingkan dengan Singapura yang penduduknya kecil. Indonesia dengan penduduk 270 juta harus mandiri pangan.

Harus Berbasis Data

Sementara itu, pakar ekonomi pedesaan dari Universitas Brawijaya, Imron Rozuli, mengatakan, rantai pasokan beras harus berbasis data dan kondisi nyata yang terjadi. Jika untuk kebutuhan cadangan dan industri maka impor menjadi pilihan kebijakan yang bisa diambil.

"Basis kebijakan ini sangat penting untuk menjaga fluktuasi harga serta tidak justru merusak harga pasar. Stabilitas harga beras sangat penting, meski ada kartel yang menguasai rantai pasokan. Hal ini terindikasi bahwa pihak-pihak yang menguasai informasi pasar menjadi faktor dominan penentu harga," kata Imron.

Imron mengatakan penguasaan ini sangat berdampak dalam fluktuasi harga, di mana informasi yang asimetris dan fungsi negara cukup lemah. Posisi hasil produksi gabah petani, justru tidak terdata dengan baik dan lemahnya kemampuan negara melalui Bulog untuk menjaga cadangan beras.

Apa yang disampaikan Dwijono dan Imron ini menanggapi pernyataan Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas, Rachmi Widiriani. Rachmi mengatakan Bapanas menjamin impor beras tidak akan merugikan petani yang memasuki musim panen, karena impor tersebut dilakukan hanya untuk menambah cadangan beras pemerintah.

"Untuk impor beras, ini hanya untuk cadangan beras pemerintah. Jadi, tidak langsung masuk ke pasar," ujar Rachmi, dalam acara bertajuk "Persiapan Ramadan, Kondisi Harga Bahan Pokok" di Jakarta, Senin (4/3).

Seperti dikutip dari Antara, Rachmi mengatakan dalam rangka mengendalikan peredaran beras impor, Bapanas menugaskan Perum Bulog.

Rachmi menambahkan pada saat musim panen datang pun, Bulog juga memiliki tanggung jawab untuk membeli produk petani. "Agar NTP (nilai tukar petani) yang saat ini sudah bagus, sudah di angka 120-an, itu tidak turun," ucap dia.

Baca Juga: