SURABAYA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin terpaksa membatalkan kunjungan kerja ke wilayah terdampak bencana di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, karena Gunung Semeru kembali memuntahkan awan panas guguran, Kamis (16/12).

Selanjutnya, Wapres melanjutkan kunjungan kerja secara virtual dengan didampingi Gubernur Khofifah Indar Parawansa, beserta Forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) Jatim dari Gedung VIP Bandara Juanda.

"Wapres melaksanakan Kunjungan Virtual dari Gedung VIP Bandara Juanda dengan Posko Tanggap Darurat yang berada di Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, karena lokasi kembali mengeluarkan APG (Awan Panas Guguran)," kata Kepala Biro Administrasi Pimpinan Pemprov Jatim, Ali Kuncoro saat dikonformasi.

Hasil pengamatan di Pos Pengamatan Gunungapi Semeru menyebutkan tingkat aktivitas Gunungapi Semeru dalam level III (waspada). Hasil dari pengamatan visual gunung kabut 0-II hingga kabut 0-III, asap kawah tidak teramati. Pada pukul 09:01 WIB teramati awan panas guguran sejauh 4,5 kilometer dari kawah ke arah besuk kobokan, pukul 09:30 WIBterekam awan panas guguran jarak luncur tidak teramati gunung kabut.

Sedangkan hasil kegempaan tercatat letusan jumlah 1, amplitudo 25 milimeter, durasi 70 detik. Kegempaan awan panas guguran jumlah 2, amplitudo 17-25 milimeter, durasi : 395-912 detik. Kegempaa guguran jumlah 1, amplitudo 5 milimeter, durasi 55 detik. Tektonik Lokal jumlah 4, amplitudo 6-20 milimeter, S-P : 8-9 detik, durasi 20-60 detik. Kegempaan terasa sebanyak 1, amplitudo 23 milimeter, S-P : 0 detik, durasi : 345 detik, Skala : II MMI. Tektonik Jauh jumlah 2, amplitudo 2-20 mm, S-P : 23 detik, durasi 65-100 detik.

Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Jatim, Dino Andalananto mengimbau, masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1 Kilometer dari puncak Gunung Semeru dan jarak Kilometerarah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

"Perlu diwaspadai juga potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan, serta mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yangg berhulu di Gunung Semeru mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," tuturnya.

Baca Juga: