Pada tanggal 25 April 2022, gunung Anak Krakatau kembali mengalami erupsi. Tercatat semburan kolom abu mencapai ketinggian 3000 meter dari atas puncak gunung.
Gunung Anak Krakatau merupakan gunung berapi aktif. Berada di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Lampung Selatan, tepatnya berada di perairan Selat Sunda. Antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Nama Krakatau ini juga disematkan pada salah satu puncak gunung berapi yang ada di kepulauan tersebut.
Gunung Krakatau merupakan cagar alam yang terdapat empat pulau kecil. Diantaranya adalah Pulau Rakata, Pulau Anak Krakatau, Pulau Sertung dan Pulau Panjang. Keseluruhan pulau ini, muncul akibat letusan Gunung Krakatau di masa lampau.
Aktivitas vulkanis Gunung Anak Krakatau memang kerap terjadi setiap tahunnya. Namun Gunung Krakatau, pernah mengalami beberapa kali letusan dahsyat. Gunung Krakatau Purba diketahui pernah meletus pada abad ke 5 Masehi.
Gunung Krakatau Purba yang meledak hebat di abad ke 5 Masehi tersebut, menyisakan tepi kawah. Lalu membentuk tiga pulau, yaitu Pulau Rakata Pulau Panjang dan Pulau Sertung. Pulau Rakata akhirnya berkembang menciptakan gunung baru, yang kembali disebut sebagai Gunung Krakatau.
Gunung Krakatau tersebut, meletus pada 26-27 Agustus 1883. Pada saat itu, Indonesia masih bestatus Hindia Belanda karena masih dalam masa penjajahan. Pada saat itu, Gunung Krakatau meletus selama dua hari berturut turut.
Letusan dahsyat dari Gunung Krakatau menciptakan empat kali ledakan besar, disusul dengan empat kali gelombang tsunami di Selat Sunda. Ketika itu, Gunung Krakatau mengeluarkan jutaan ton batu, debu dan magma.
Muntahan Gunung Krakatau sampai menutupi wilayah seluas 827.000 kilometer persegi. Dahsyatnya letusan Gunung Kratau ini, sampai membuat sebagaian besar bagian Gunung Krakatau dan Pulau Rakata gugur ke dalam laut.
Letusan maha dahsyat Gunung Krakatau, menciptakan gelombang tsunami besar pada hari kedua. Tsunami yang terjadi, membawa material vulkanik berupa magma dan bebatuan. Material yang terbawa ini sampai mencapai pesisir pantai lampung dan Banten.
Pada saat itu, Gunung Krakatau telah menunjukan peningkatan aktivitasnya sejak bulan Mei dan puncaknya terjadi pada 26 dan 27 Agustus 1883. Letusan awal Gunung Krakatau, mencipatakan awan panas dan material vulkanik yang berterbangan ke udara hingga setinggi 24 kilometer.
Suara yang tercipta akibat letusan Gunung Krakatau, terdengar hingga Perth, Australia, yang berjarak 4.500 kilometer dari sumber suara. Letusan ini membuat ratusan ribu orang meninggal dunia.
Ledakan yang terjadi pada tahun 1883 tersebut, membuat bagian tubuh Gunung Krakatau hancur hingga 60 persen. Di bekas Gunung Krakatau yang sudah hancur tersebut, menyisakan kaldera yang sama dengan ledakan yang terjadi pada Gunung Krakatau Purba pada abad ke 5 silam.
Dari area kaldera yang masih aktif tersebut, menciptakan gunung baru yang mulai terlihat pada tahun 1927. Gunung baru inilah yang dinamakan Gunung Anak Krakatau.