Sebuah gunung bawah laut ditemukan di daerah Pacitan, Jawa Timur oleh Tim survei Pusat Pemetaan Kawasan Pesisir dan Laut BIG.
BOGOR - Tim survei Pusat Pemetaan Kawasan Pesisir dan Laut (PKLP) Badan Informasi Geospasial (BIG) menemukan gunung laut atau gunung bawah lautdi perairan selatan Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur.
Menurut keterangan yang diterima pada Senin (13/2), pangkal gunung tersebut terletak di dasar laut dengan kedalaman sekitar 6.000 meter.Tingginya sekitar 2.200 meter.
"Gunung bawah laut yang baru ditemukan ini berada sekitar 260 kilometer sebelah selatan Kabupaten Pacitan, tepatnya di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur," kata Koordinator Pemetaan Wilayah Laut BIG, Fajar Triady Mugiarto.
Dikatakannya, BIG telah melakukan rapat koordinasi teknis dengan sejumlah pihak, yakni ahli geologi, hidrografer, serta perwakilan pemerintah Kabupaten Pacitan dan Pemprov Jatim terkait penemuan gunung bawah laut tersebut.
Rapat tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Pusat Hidro-Oseanografi (Pushidrosal) TNI Angkatan Laut.
Saat ini, Pemkab Pacitan sedang mematangkan usulan penamaan gunung bawah laut baru tersebut.
"Mudah-mudahan nama gunung berapi ini nantinya masuk dalam Gazetter Indonesia (indeks atau direktori geografis yang memuat nama dan lokasi objek geografis) Gazeter RI," kata pejabat BIG tersebut. Rencananya nama gunung bawah laut yang baru ditemukan tersebut akan diserahkan kepada General Bathymetric Chart of the Oceans (GEBCO) Sub-Committee on Undersea Feature Names (SCUFN), tambahnya.
GEBCO berada di bawah International Hydrographic Organization (IHO) dan Intergovernmental Oceanographic Commission ( IOC) di Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Penemuan gunung laut tersebut merupakan hasil survei bersama yang dilakukan PKLP BIG dan BRIN di wilayah selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara pada September-November 2022. Kegiatan yang dilakukan menggunakan kapal survei Baruna milik BRINJaya III dan berlangsung selama 52 hari, untuk memperoleh data topografi bawah laut secara detail yang disebut batimetri. Data tersebut akan digunakan untuk menghitung klaim zona landas kontinen yang diperpanjang.