Ukraina mengklaim berhasil menghancurkan gudang senjata Russia yang ada di Ukraina selatan. Pihak Russia menuding serangan Ukraina itu dilakukan dengan senjata canggih yang dipasok oleh AS.

KYIV - Pemerintah Ukraina pada Selasa (12/7) mengklaim pihaknya telah meluncurkan rentetan roket dan misil ke sasaran militer Russia di Ukraina selatan dan menghancurkan depot senjata dalam serangan tersebut.

Serangan pada malam hari ke wilayah Kherson yang direbut pasukan Russia segera setelah mereka menginvasi Ukraina pada akhir Februari, terjadi saat tentara Kyiv mencoba merebut kembali wilayah di selatan negara itu.

Pejabat militer Ukraina mengatakan serangan itu telah menghancurkan artileri, kendaraan lapis baja dan gudang amunisi di Kota Nova Kakhovka. Namun pihak berwenang yang didukung Russia di kota itu mengatakan serangan Ukraina hantam merusak infrastruktur sipil dan menewaskan sedikitnya tujuh orang.

"Tidak ada target militer di sini. Gudang-gudang diserang, begitu juga toko-toko, apotek, pompa bensin, dan bahkan gereja," kata kepala pemerintahan kota yang didukung Moskwa bernama Vladimir Leontiev di media sosial.

Gambar yang diterbitkan oleh otoritas yang didukung Moskwa menunjukkan beberapa bangunan menjadi abu akibat serangan itu.

Wakil kepala otoritas pro-Russia di Kherson, Ekaterina Gubareva, menuduh Ukraina menggunakan sistem artileri presisi jarak jauh yang dipasok oleh Amerika Serikat (AS) dalam serangan ke Nova Kakhovka ini.

Tentara Ukraina selama beberapa pekan telah melancarkan serangan balasan terhadap garis depan Kherson selatan, sementara pasukan Russia memusatkan serangannya di timur negara itu.

Pada Selasa pagi pasukan Russia terpantau sedang melancarkan serangan misil besar-besaran ke Kota Mykolaiv, Ukraina selatan, yang telah menghantam dua fasilitas medis dan bangunan tempat tinggal, kata Wali Kota Mykolaiv, Oleksandr Sienkevych.

Menurut laporan kepala daerah, Vitaliy Kim, ada 12 orang terluka dalam serangan Russia ke Kota Mykolaiv.

Episentrum pertempuran di Ukraina dalam beberapa pekan terakhir adalah kawasan industri di Ukraina timur yang dikenal sebagai Donbas, di mana pasukan Russia secara perlahan-lahan bergerak maju meskipun ada perlawanan sengit.

"Drone" Iran

Sementara itu Gedung Putih pada Senin melaporkan bahwa Iran berencana akan memasok ratusandronedengan kemampuan senjata tempur ke Russia untuk digunakan di Ukraina.

"Pemerintah Iran sedang bersiap untuk memasok Russia dengan beberapa ratusdrone, termasukdroneyang dipersenjatai dalam waktu yang dipercepat," ucap Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Gedung Putih.

"Informasi kami lebih lanjut menunjukkan bahwa Iran sedang mempersiapkan untuk melatih pasukan Russia untuk menggunakandroneini, dengan sesi pelatihan perdana dijadwalkan akan dimulai pada awal Juli," imbuh dia.

Sullivan mengatakan belum jelas apakah Iran telah mengirimkandroneke Russia dan ia mencatat bahwadroneIran telah digunakan oleh pemberontak Houthi di Yaman untuk menyerang Arab Saudi. AFP/I-1

Baca Juga: