Mataram - Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyahmengemukakan konflik yang terjadi antara para widyaiswara dengan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Wedha Magma Ardhibersumber dari masalah komunikasi.
Ia mengatakan, aksi mogok kerja yang dilakukan para mantan pejabat teras lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov), tidak sepatutnya terjadi. Apalagi, antara Kepala BPSDM dengan para Widyaiswara itu adalah rekan kerja lama sebenarnya.
"Bedanya, kalau sekarang Pak Ardhi masih menjabat dan para widyaiswara adalah pejabat senior. Di sini, saya lihat masalahnya hanya soal komunikasi saja," ujar Gubernur NTB kepada wartawan di Mataram, Sabtu.
Bang Zul mengaku, sikap tegas dan disiplin yang dilakukan oleh Kepala BPSDMNTB merupakan bawaan sejak lahir. Apalagi, Wedha Magma Ardhi adalah anak seorang tentara. Oleh karena itu, seharusnya hal itu harus dipahami oleh semua pihak.
"Jadi, jika pak Ardhi bersikap kayak gitu. Itu karena beliau khawatir manakala setelah pensiun nanti akan ada temuan. Makanya, aturan yang dibuat selama ini lebih pada upaya penyelamatan lembaga saja," ujarnya.
Meski demikian, Bang Zul, sapaan akrabnya, berharap agar persoalan ini tidak meluas. Gubernurtelah menugasi Sekda NTB HL Gita Ariadi untuk menjembatani pertemuan antara para widyaiswara dan Kepala BPSDM.
"Karena ini masalah yang muncul tidak substansi amat dan bukan masalah serius. Maka, cara penyelesaian adalah dengan ketemu para pihak. Saya yakin pak sekda mampu menjadi mediator yang baik," katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) NTB HL Gita Ariadi mengaku menyesali konflik tersebut lantaran antara Kepala BPSDM dengan para widyaiswara itu adalah rekan kerja sehingga hal tersebut mestinya tidak perlu terjadi.
"Kami berharap di Bulan Ramadhan semuanya cooling downuntuk mencari jalan penyelesaian terbaik sehingga semuanya normal kembali," ujarnya.
Gita mengakui, sebelum persoalan ini muncul ke muka publik, upaya untuk mendamaikan antara Kepala BPSDM dengan para widyaiswara sesungguhnya sudah dilakukan. Hanya saja rupanya masih ada yang belum tersambung sehingga konflik ini tetap muncul.
"Kalau dibilang menyesalkan kami sangat menyesalkan. Kalaupun ada rencana ingin mogok itu jangan terjadi, masih ada cara-cara yang lebih elegan. Yang jelas kami akan selesaikan ini secara baik-baik," ucap Mik Gite, sapaan akrab Sekda NTB.
Disinggung apa yang melatarbelakangi konflik semua ini, sekda menyatakan lebih kepada soal pemahaman aturan yang belum terkomunikasikan dengan baik antara lembaga dan para widyaiswara.
"Kalau kaitan ada dengan honor-honor itu sesungguhnya sudah diatur dan ini kami jembatani antara kedua belah pihak, termasuk tuntutan untuk meminta mengganti kepala BPSDM tidak perlu karena Pak Ardhi juga tahun ini akan memasuki masa pensiun. Intinya tidak ada yang tidak bisa kita selesaikan dengan komunikasi," katanya.
Sebelumnya, para widyaiswara yang mayoritas mantan kepala dinas di Provinsi NTB, mengancam tidak akan melaksanakan tugasnya sampai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) NTBWedha Magma Ardhi diganti.
Salah seorang anggota widyaiswara H Agus Patria yang merupakan mantan pejabat tinggi Pemprov NTB, membenarkan jika ini adalah masalah serius yang terjadi. Karena para widyaiswara sedang mogok kerja, hingga Wedha Ardhi diganti.
"Ya benar," jawab Agus kepada wartawan.
Bahkan surat resmi telah dilayangkan kepada Gubernur NTB Zulkieflimansyah. Puluhan widyaiswara menandatangani surat pernyataan yang mendesak gubernur untuk segera memproses Ardhi karena dinilai telah melakukan banyak pelanggaran.
Gubernur NTB: Konflik Kepala BPSDM dan Widyaiswara Bersumber dari Masalah Komunikasi
18 April 2021, 08:18 WIB
Waktu Baca 3 menit