“Mudah-mudahan peluncuran ini tidak hanya seremonial dan slogan. Semoga ini betul-betul menjadi nilai, karakteristik, dan atributif bagi Bank DKI, “ harap Teguh.

JAKARTA - Budaya baru perusahaan Bank DKI mesti dapat memperkuat kinerja dan peran BUMD perbankan tersebut sebagai lembaga keuangan tepercaya. Harapan ini dikemukakan Penjabat Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi.

Dia mengomentari peluncuran budaya baru Bank DKI bernama "Excellent, Professional, Integrity, Customer-Focused, Collaborative (Epicc), di Jakarta, Sabtu. "Mudah-mudahan peluncuran ini tidak hanya seremonial dan slogan. Semoga ini betul-betul menjadi nilai, karakteristik, dan atributif bagi Bank DKI, " harap Teguh.

Lebih jauh, Teguh berharap peluncuran tersebut bisa diimplementasikan dalam kinerja setiap hari untuk melayani masyarakat, sehingga bisa menopang kinerja Pemprov Jakarta. Dia menegaskan bahwa Bank DKI sebagai salah satu BUMD Pemprov dapat mendukung transformasi Jakarta menuju kota global.

Bank DKI merupakan lembaga keuangan yang solutif dan inklusif. Ini diharapkan meningkatkan kontribusi nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta. Teguh menilai bahwa untuk menuju kota global, tidak hanya infrastruktur yang dipersiapkan, tapi juga aspek manusia baik tataran birokrasi maupun masyarakat.

"Untuk itu, Bank DKI perlu adaptif terhadap perubahan seperti dengan transformasi digital. Saya berharap Bank DKI siap," jelas Teguh. Sementara itu, Direktur Utama Bank DKI, Agus H Widodo, menjelaskan bahwa peluncuran budaya perusahaan baru ini bertujuan menyelaraskan nilai perusahaan Bank DKI.

Agus menilai bahwa kelima nilai budaya baru: unggul, profesional, berintegritas, fokus pelanggan dan kolaboratif dalam "Epicc" menjadi bimbingan insan Bank DKI makin terkemuka. Bank ini harus tumbuh berkelanjutan dan selalu relevan dengan pertumbuhan zaman.

Sebelumnya, perseroan mencatatkan kredit dan pembiayaan segmen UMKM bertumbuh 22,78 persen dari 4,41 triliun per Juni tahun lalu menjadi 5,41 triliun Juni tahun ini.

Kredit dan pembiayaan segmen UMKM adalah kredit mikro periode Juni tahun ini meningkat 27,99 persen menjadi 3,81 triliun dari 2,98 triliun. Kemudian, kredit ritel periode Juni tahun ini meningkat 11,94 persen menjadi 1,60 triliun dari 1,43 triliun.

Pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen UMKM mendorong peningkatan proporsi kredit UMKM secara kumulatif menjadi 10,11 persen dari total kredit dan pembiayaan Bank DKI periode Juni tahun ini yang tercatat 53,56 triliun.

Baca Juga: