Pemerintah Guatemala memulangkan lebih dari 100 anak dan remaja tanpa pendamping yang ditemukan di sebuah truk peti kemas di Meksiko. Ini menjadi proses pemulangan anak di bawah umur tanpa pendamping terbesar yang pernah terjadi di negara Amerika Tengah itu.

Kantor imigrasi Guatemala pekan ini mengatakan pesawat ke Guatemala City membawa pulang 106 anak berusia 12 sampai 17 tahun yang bepergian tanpa didampingi keluarga.

"Kami sangat prihatin karena kami melihat pemulangan anak-anak dan remaja semakin meningkat," kata seorang pejabat di kantor imigrasi Guatemala, Wanda Aspuac, dikutip dari Reuters, Kamis (9/3).

Wanda menambahkan, mayoritas dari mereka merupakan remaja laki-laki yang hanya berpendidikan sekolah dasar.

Sebelum penemuan terakhir oleh otoritas Meksiko di sebuah truk di Negara Bagian Veracruz, Guatemala sudah memulangkan 430 anak tanpa pendamping antara Januari dan Maret 2023.

Berdasarkan data dari badan penanganan migran AS di perbatasan bagian selatan, sebagian besar anak di bawah umur tanpa pendamping yang tiba di AS dari Amerika Tengah berasal dari Guatemala. Mereka pergi karena alasan kemiskinan.

Di luar kantor imigrasi Guatemala City, seorang warga setempat bernama Rony Saquil mengatakan saudaranya, Oscar (17), berusaha menyusul ayah mereka di Chicago karena frustrasi dengan buruknya pendidikan di kampung mereka. Menurutnya, Oscar kemungkinan besar akan mencoba pergi ke AS lagi dalam waktu dekat.

"Tidak ada yang bisa membantu kami untuk maju, sekolah jaraknya tiga jam jalan kaki," ucapnya.

Sementara Glendi (17), remaja perempuan dengan delapan saudara, juga berusaha mencari masa depan yang lebih baik daripada bertahan di kampung, di mana ia hanya bisa mendapatkan pendidikan dasar.

Glendi berharap bisa tinggal bersama saudara perempuannya yang sudah lebih dulu berada di AS dan membantu adik-adiknya.

"Hidup dalam kemiskinan membuatnya bertekad untuk menempuh jalan ini," kata Rutilia Bin Ich, bibi Glendi.

Baca Juga: