Depresi hebat adalah penurunan ekonomi terburuk dalam sejarah dunia industri. Dimulai dari Amerika Serikat (AS) dan berlangsung selama 10 tahun, kesulitan hidup dirasakan oleh penduduk di seluruh penjuru dunia yang yang masih berada di bawah kolonialisme dunia Barat.

Ancaman resesi ekonomi yang pada 2023 mendatang mengingatkan orang akan kengerian peristiwa ambruknya perekonomian dunia yang dikenal dengan depresi hebat (great depression). Ancaman ambruknya ekonomi selalu ada. Pepatah Prancis mengatakanl'histoire se répèteatau sejarah berulang.

Sampai sekarang depresi hebat yang sering disebut juga denganmalaise, dikenal sebagai kemerosotan ekonomi terburuk dalam sejarah dunia industri. Periodenya berlangsung dari 1929 hingga 1939. Selama periode tersebut guncangan ekonomi menyebar ke seluruh dunia.

Antara tahun 1929 dan 1932, produk domestik bruto (PDB) di seluruh dunia turun sekitar 15 persen. Sebagai perbandingan, PDB dunia turun kurang dari 1 persen dari 2008 hingga 2009 telah melahirkangreat recessionatau resesi hebat.

Efek yang menghancurkan terlihat di negara-negara kaya dan miskin dengan jatuhnya pendapatan pribadi, harga, pendapatan pajak, keuntungan dan harga. Perdagangan internasional turun lebih dari 50 persen, pengangguran di AS naik menjadi 23 persen dan di beberapa negara naik setinggi 33 persen.

Kota-kota di seluruh dunia terpukul keras, terutama yang bergantung pada industri berat. Konstruksi hampir dihentikan di banyak negara. Komunitas petani dan daerah pedesaan menderita karena harga tanaman turun sekitar 60 persen. Di hadapkan dengan permintaan yang anjlok dan sedikitnya alternatif pekerjaan, daerah-daerah yang bergantung pada industri sektor primer paling menderita.

Di Hindia Belanda kala itu,malaiseberdampak pada menciptakan kemunduran pada industri gula di Jawa. Lahan perkebunan tebu yang pada 1930 mencapai luas 198.007 hektare, mengalami penurunan drastis menjadi 27.575 hektare pada 1935 karena menurunnya permintaan gula dunia.

Menurut lamanHistory, depresi hebat dimulai dari Kota New York. Dipicu oleh jatuhnya pasar saham pada Oktober 1929, yang membuat pasar saham New York Stock Exchange di Wall Street panik dan memusnahkan jutaan investor.

Selama beberapa tahun berikutnya, pengeluaran konsumen dan investasi turun. Hal ini menyebabkan penurunan tajam dalam output industri dan lapangan kerja karena perusahaan yang gagal memberhentikan pekerja. Pada 1933, ketika depresi hebat mencapai titik terendahnya, sekitar 15 juta orang Amerika menganggur dan hampir separuh bank negara itu bangkrut.

Hal ini kontras dengan perekonomian AS sepanjang era 1920-an yang cukup cemerlang. Saat itu ekonomi berkembang pesat. Hasilnya total kekayaan negara itu meningkat lebih dari dua kali lipat antara 1920 dan 1929, periode yang dijulukiThe Roaring Twentiesatau Dua Puluh yang Mengaum".

Sayangnya pasar saham, yang berpusat di New York Stock Exchange menjadi tempat spekulasi sembrono. Setiap orang mulai dari taipan jutawan hingga juru masak dan petugas kebersihan menuangkan tabungan mereka ke dalam saham. Akibatnya, pasar saham mengalami ekspansi yang cepat, mencapai puncaknya pada Agustus 1929.

Pada saat itu, produksi barang dan jasa sudah menurun dan pengangguran meningkat, meninggalkan harga saham jauh lebih tinggi dari nilai sebenarnya. Selain itu, upah pada waktu itu rendah, utang konsumen membengkak, sektor pertanian ekonomi sedang berjuang karena kekeringan dan jatuhnya harga pangan dan bank memiliki kelebihan pinjaman besar yang tidak dapat dilikuidasi.

Ekonomi Amerika memasuki resesi ringan selama musim panas 1929, ketika belanja konsumen melambat dan barang-barang yang tidak terjual mulai menumpuk, yang pada gilirannya memperlambat produksi pabrik. Meskipun demikian, harga saham terus meningkat dan pada musim gugur tahun itu telah mencapai tingkat stratosfer yang tidak dapat dibenarkan oleh pendapatan masa depan yang diharapkan.

Keruntuhan Pasar Saham

Pada 24 Oktober 1929, ketika investor yang gelisah mulai menjual saham yang terlalu mahal secara massal. Tidak bisa ditolak, kehancuran pasar saham yang dikhawatirkan beberapa orang akhirnya terjadi. Sebuah rekor 12,9 juta saham diperdagangkan hari itu, yang dikenal sebagaiBlack Tuesdayatau Kamis Hitam.

Lima hari kemudian, pada 29 Oktober atauBlack Tuesday, sekitar 16 juta saham diperdagangkan setelah gelombang kepanikan melanda Wall Street. Jutaan saham berakhir tidak berharga, dan para investor yang telah membeli saham "dengan margin" (dengan uang pinjaman) dimusnahkan sepenuhnya.

Ketika kepercayaan konsumen menghilang setelah jatuhnya pasar saham, penurunan pengeluaran dan investasi menyebabkan pabrik dan bisnis lain memperlambat produksi dan mulai memecat pekerja mereka. Bagi mereka yang cukup beruntung untuk tetap bekerja, upah turun. Tentu saja ini menurunkan daya beli mereka.

Banyak orang Amerika yang terpaksa membeli secara kredit jatuh ke dalam utang, dan jumlah penyitaan terus meningkat. Kepatuhan global terhadap standar emas, yang menggabungkan negara-negara di seluruh dunia dalam pertukaran mata uang tetap, membantu menyebarkan kesengsaraan ekonomi dari Amerika Serikat ke seluruh dunia, terutama di Eropa.

Meskipun ada jaminan dari Presiden AS, Herbert Hoover, dan para pemimpin lainnya bahwa krisis akan berlalu dengan sendirinya, keadaan terus memburuk selama tiga tahun selanjutnya. Pada 1930, sebanyak 4 juta orang Amerika yang mencari pekerjaan namun tidak dapat menemukannya. Pengangguran ini meningkat menjadi 6 juta pada 1931.

Sementara itu, produksi industri negara itu turun setengahnya. Antrean untuk mendapatkan roti di dapur umum dan meningkatnya jumlah tunawisma menjadi lebih dan lebih umum di kota-kota. Petani tidak mampu memanen tanaman mereka dan terpaksa membiarkannya membusuk di ladang sementara orang-orang di tempat lain kelaparan.

Di tengah resesi, alam pun turut murka. Pada 1930, kekeringan parah di Dataran Selatan membawa angin kencang dan debu dari Texas ke Nebraska, membunuh orang, ternak, dan tanaman.Dust Bowldemikian fenomena ini disebut, mengilhami migrasi massal orang-orang dari lahan pertanian ke kota untuk mencari pekerjaan.

Pada musim gugur 1930, gelombang pertama dari empat gelombang kepanikan perbankan dimulai, saat sejumlah besar investor kehilangan kepercayaan pada solvabilitas bank, mereka meminta simpanan tunai, memaksa bank untuk melikuidasi pinjaman untuk menambah cadangan kas mereka yang tidak mencukupi.

Krisis perbankan berlangsung cukup lama. Pada musim semi dan musim gugur 1931 dan musim gugur 1932, dan pada awal 1933, ribuan bank telah menutup pintu mereka. Pada kondisi ini yang mengerikan ini pemerintahan Hoover mencoba mendukung bank-bank dan lembaga-lembaga lain yang gagal.

Pemerintah memberi pinjaman. Diharapkan pada gilirannya bank menyalurkan pinjaman kepada bisnis. Hal ini diharapkan mendorong mereka kembali mempekerjakan karyawan demi bergeraknya ekonomi. Hoover yang seorang Republikan yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Perdagangan AS.

Ia percaya bahwa pemerintah tidak boleh campur tangan secara langsung dalam perekonomian. Uniknya, ia percaya pemerintah tidak memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lapangan kerja atau memberikan bantuan ekonomi bagi warganya. hay/N-3

Jurus Presiden Roosevelt Atasi Krisis

Pada saatgreat depressionatau depresi hebat yang puncaknya terjadi pada 1932, sebanyak 15 juta orang dari total 122 juta rakyat AS menurut Sensus 1930 menganggur. Departemen Keuangan AS tidak memiliki cukup uang untuk membayar semua pegawai pemerintah.

Presiden AS dari Partai Demokrat, Franklin D Roosevelt (FDR), yang baru memenangkan pemilu dan dilantik pada 4 Maret 1933, segera melakukan bermacam terobosan untuk mengatasinya. Setiap negara bagian AS diminta untuk menutup semua bank pada akhir gelombang keempat kepanikan perbankan.

FDR memproyeksikan energi dan optimisme yang tenang, salah satu kata yang sangat terkenalnya adalah "Satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri". Ia segera mengambil tindakan untuk mengatasi kesengsaraan ekonomi negara itu, pertama-tama mengumumkan "libur bank" empat hari di mana semua bank akan tutup sehingga Kongres dapat meloloskan undang-undang reformasi.

Selanjutnya pemerintah memberi izin kembali bank-bank yang dianggap sehat. Dia juga mulai berbicara kepada publik secara langsung melalui radio dalam serangkaian pembicaraan, dan apa yang disebutfireside chatsatau obrolan api unggun ini sangat membantu memulihkan kepercayaan publik.

Selama 100 hari pertama Roosevelt menjabat, pemerintahannya mengeluarkan undang-undang yang bertujuan menstabilkan produksi industri dan pertanian, menciptakan lapangan kerja dan merangsang pemulihan.

Selain itu, Roosevelt berusaha mereformasi sistem keuangan, menciptakan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) untuk melindungi rekening deposan. Sedangkan untuk mengatur pasar saham dan mencegah penyalahgunaan, dibentuk Securities and Exchange Commission (SEC).

Di antara program dan lembaga kesepakatan baru yang membantu pemulihan dari depresi hebat adalah Tennessee Valley Authority (TVA), yang membangun bendungan dan proyek pembangkit listrik tenaga air untuk mengendalikan banjir dan menyediakan tenaga listrik ke wilayah Lembah Tennessee yang miskin. Selain itu pemerintah membentuk Works Progress Administration (WPA), program pekerjaan tetap yang mempekerjakan 8,5 juta orang dari 1935 hingga 1943.

Ketika depresi hebat dimulai, Amerika Serikat adalah satu-satunya negara industri di dunia yang tidak memiliki asuransi pengangguran atau jaminan sosial. Pada 1935, Kongres mengesahkan Undang-Undang Jaminan Sosial, yang untuk pertama kalinya. Hal ini dapat memberi jaminan pada pengangguran, penyandang disabilitas, dan pensiun untuk hari tua.

Setelah menunjukkan tanda-tanda awal pemulihan yang dimulai pada musim semi 1933, ekonomi terus membaik selama tiga tahun berikutnya. Produk domestik bruto (PDB) riil disesuaikan dengan inflasi tumbuh pada tingkat rata-rata 9 persen per tahun.

Namun resesi tajam melanda pada 1937, sebagian disebabkan oleh keputusan Federal Reserve untuk meningkatkan persyaratan uang cadangan. Meskipun ekonomi mulai membaik lagi pada 1938, kontraksi parah kedua ini memberikan banyak keuntungan dalam produksi dan lapangan kerja dan memperpanjang efek depresi hebat hingga akhir dekade.

Kesulitan ekonomi yang terjadi di dunia pada eragreat depressionatau depresi hebat, depresi telah memicu munculnya gerakan politik ekstremis di berbagai negara Eropa. Salah satu yang menonjol adalah rezim Nazi Adolf Hitler di Jerman.

Agresi Jerman menyebabkan pecahnya perang di Eropa pada 1939 yang melahirkan Perang Dunia I. Hal ini membuat Works Progress Administration (WPA), mengalihkan perhatiannya untuk memperkuat infrastruktur militer Amerika Serikat, bahkan ketika negara itu mempertahankan netralitasnya.

Depresi hebat dinyatakan berakhir pada 1939. Keputusan Roosevelt untuk mendukung Inggris dan Prancis dalam perjuangan melawan Jerman dan kekuatan poros lainnya, mendorong sektor manufaktur bergerak, menyerap banyak tenaga kerja.

Serangan Jepang di Pearl Harbor pada Desember 1941 menyebabkan masuknya Amerika ke dalam Perang Dunia II. Pabrik-pabrik negara itu kembali dalam mode produksi penuh persenjataan untuk keperluan perang.

Produksi industri yang berkembang ini, serta wajib militer yang meluas mulai 1942, mengurangi tingkat pengangguran hingga di bawah tingkat sebelum depresi. Depresi hebat akhirnya berakhir, dan Amerika Serikat pun sejak saat itu mengalihkan perhatiannya pada konflik global Perang Dunia II.hay/N-3

Baca Juga: