Kota kuno Gordion telah ditetapkan sebagai warisan sejarah UNESCO. Bukti arkeologis mengungkap kota kecil yang terletak di Ankara, Turki, mengungkapkan bahwa kota ini melintasi berbagai periode kekuasaan dan yang sangat panjang dan kompleks.
Kota kuno Gordion telah ditetapkan sebagai warisan sejarah UNESCO. Bukti arkeologis mengungkap kota kecil yang terletak di Ankara, Turki, mengungkapkan bahwa kota ini melintasi berbagai periode kekuasaan dan yang sangat panjang dan kompleks.
Situs arkeologi Gordion, yang terletak di Ankara, ibu kota Turki, pada September 2023 lalu berhasil masuk ke dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO. Situs arkeologi ini pun menjadi warisan sejarah ke-20 dari Turki dalam daftar tersebut.
Gordion ditetapkan menjadi Daftar Warisan Dunia UNESCO melalui sidang Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committee (WHC) UNESCO ke-45 di Riyadh, Arab Saudi, pada 18 September 2023. Konvensi Warisan Dunia UNESCO menggambarkan kota kuno Gordion sebagai pemukiman kuno berlapis-lapis, meliputi sisa-sisa ibu kota kuno Frigia, sebuah kerajaan independen di Zaman Besi.
"Penggalian dan penelitian arkeologi di situs tersebut telah mengungkap kekayaan peninggalan yang mendokumentasikan teknik konstruksi, pengaturan tata ruang, struktur pertahanan, dan praktik penguburan yang menggambarkan budaya dan ekonomi Frigia," tulis laman resmi UNESCO.
Menurut para penulis kuno, Gordion adalah lokasi Alexander Agung yang terkenal memotong Simpul Gordian pada 334 SM dan memenuhi ramalan untuk menjadi penguasa Asia. Tempat ini juga dikaitkan dengan Midas, raja Zaman Besi pada akhir abad ke-8 SM, yang dalam mitologi Yunani kemudian dikutuk dengan sentuhan emas (golden touch).
Selain cerita dan mitos terkait, bukti arkeologi dan tekstual yang luas telah mengungkap sejarah pemukiman Gordion yang sangat panjang dan kompleks. Selama setidaknya 4.500 tahun sejak Zaman Perunggu (sekitar 2500 SM) hingga saat ini, Gordion dan sekitarnya telah terhubung erat dengan perkembangan geopolitik dan budaya utama di wilayah tersebut.
Gordion terletak 80 kilometer barat daya Ankara di tanah stepa atau daratan tanpa pepohonan di wilayah Anatolia Tengah Turki. Kota ini memiliki sejarah pendudukan yang panjang dan merupakan pusat otoritas politik dan populasi utama.
Lokasi situs ini sangat strategis pada zaman dahulu. Posisinya di persimpangan regional yang berpusat di titik penyeberangan utama Sungai Sangarios (Sakarya dalam bahasa Turki). Pada Zaman Besi, kota ini merupakan ibu kota negara besar dan berkuasa yang dikenal sebagai Frigia bagi orang Yunani, dan Mushki (atau Mushku) bagi orang Asiria.
Bagi para arkeolog yang terlibat penggalian menyatakan Gordion merupakan salah satu situs arkeologi paling kompleks dan luas yang ada di Anatolia. Pemukiman dan sisa-sisa pemakamannya membentang sepanjang 2 kilometer dengan luas mencapai 400 hektare.
Saat ini, kota ini itu berupa sekelompok gundukan berumput yang mengesankan yang terletak di lembah Sungai Sakarya di desa modern Yass?höyük yang dalam bahasa Turki berarti "gundukan pemukiman dengan puncak datar".
Gundukan-gundukan ini adalah sisa-sisa benteng. Bagian dari bentengnya sendiri berasal dari Zaman Besi, yang dibangun saat pengepungan Persia dan hampir 150tumuli(istilah jamak untuk tumulus yang berarti gundukan tanah) Zaman Besi, Persia, dan Helenistik atau gundukan pemakaman elite.
Yang tidak terlihat di permukaan tanah adalah ribuan bangunan dan kuburan multiperiode yang terkubur karena sisa-sisa arkeologi, lumpur sungai, dan tanah yang tersapu dari bukit-bukit di sekitarnya. Karena penutupan ini, banyak peninggalan yang terpelihara dengan sangat baik.
Meskipun penggalian besar-besaran diperlukan untuk mengakses tingkat yang lebih rendah, Gordion tidak terbebani oleh kehadiran pemukiman modern yang besar. Investigasi arkeologi di situs tersebut dimulai pada tahun 1900, tetapi hanya berlangsung satu musim.
Setelah jeda setengah abad, penggalian dimulai kembali pada 1950 dan terus berlanjut hingga saat ini. Rangkaian penggalian pertama pada 1900 dilakukan oleh Alfred dan Gustav Körte, saudara Jerman yang pertama kali mengidentifikasi situs Yass?höyük dengan Gordion kuno.
Kepentingan Lokal
Orang-orang mulai tinggal di situs Gordion pada Zaman Perunggu Awal, setidaknya sejak 2500 sebelum masehi (SM). Masyarakat desa Yass?höyük masih menyebut situs tersebut sebagai rumahnya hingga saat ini. Apalagi dalam kurun waktu yang sangat lama, para arkeolog hanya dapat mendeteksi sedikit kerusakan pada tempat tinggal.
Periode-periode utama yang diwakili adalah Zaman Perunggu (kira-kira 2500-1200 SM), Zaman Besi (kira-kira 1200-550 SM, sebagian besar di sini identik dengan zaman Frigia), dan Achaemenid (Persia atau Frigia Akhir, kira-kira 550-330 SM).
Periode berlanjut zaman Helenistik (sekitar 330-1 abad SM), Romawi (abad ke-1 SM hingga abad ke-5 M), Abad Pertengahan (abad ke-6 hingga ke-14 M), Ottoman (abad ke-15 hingga ke-20 M) dan era Modern yang dimulai dengan terbentuknya Republik Turki pada 1923.
Pengetahuan tentang Zaman Perunggu di Gordion lebih terbatas dibandingkan periode-periode berikutnya karena tingkat permukiman awal ini ditutupi oleh aktivitas selanjutnya dan karena periode ini bukanlah fokus utama penggalian. Namun, sejumlah kecil penggalian yang dalam dan sempit menunjukkan adanya rangkaian panjang pemukiman yang berurutan, satu di atas yang lain.
Artefak dan bangunan yang ditemukan dengan jelas menunjukkan bahwa situs tersebut memiliki kepentingan lokal pada masa-masa awal. Hal ini digarisbawahi oleh bukti dari pemakaman Zaman Perunggu Tengah (sekitar 2000-1400 SM) yang ditemukan di sekeliling area pemukiman kuno.
Dengan fluktuasi geopolitik selama periode ini, Gordion berada di atau di dalam perbatasan barat tanah Hatti, kerajaan orang Het yang merupakan negara adidaya regional di Zaman Perunggu. Wilayahnya yang membentang hingga sebagian besar wilayah Turki modern dan Syam (Levant). hay/I-1