MOUNTAIN VIEW - Perusahaan Google mengklaim telah mengembangkan perangkat lunak kecerdasan buatan (Artificial intelligence/AI) yang dapat merancang chip komputer lebih cepat daripada yang dapat dilakukan manusia.

Raksasa teknologi itu mengatakan dalam sebuah makalah di jurnal Nature edisi Rabu (9/6) pekan lalu bahwa sebuah chip yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dirancang oleh manusia, dapat dirancang oleh AI barunya dalam waktu kurang dari 6 jam.

Menurut Google, AI miliknya telah digunakan untuk mengembangkan generasi berikutnya dari chip unit pemrosesan tensor (Tensor Processing Unit/TPU), sebuah sirkuit terintegrasi khusus aplikasi akselerator AI yang dikembangkan oleh Google khusus untuk pembelajaran mesin jaringan neural, terutama menggunakan perangkat lunak TensorFlow milik Google.

Dengan kata lain, Google menggunakan AI untuk merancang chip yang dapat digunakan untuk membuat sistem AI yang lebih canggih.

"Metode kami telah digunakan dalam produksi untuk merancang generasi berikutnya dari Google TPU," tulis penulis makalah yang dipimpin oleh co-head machine learning untuk sistem Google, Azalia Mirhoseini dan Anna Goldie.

Secara khusus, AI baru Google dapat menyusun rancangan dasar chip dimana cara ini amat penting karena akan menempatkan komponen CPU, GPU, dan memori yang terhubung satu dengan lainnya dalam sebuah cetakan silikon, dimana posisi mereka pada papan sangat kecil ini pun penting karena mempengaruhi konsumsi daya chip dan kecepatan pemrosesan.

Dibutuhkan waktu berbulan-bulan bagi manusia untuk mendesain rancangan dasar chip ini secara optimal, tetapi sistem pembelajaran kecerdasan buatan Google, bisa merancangnya dengan amat mudah.

Sistem serupa juga dapat mengalahkan manusia di permainan yang rumit seperti Go dan catur. Dalam skenario ini, algoritma dilatih untuk memindahkan bidak catur yang meningkatkan peluang mereka untuk memenangkan permainan, tetapi dalam skenario chip, AI dilatih untuk menemukan kombinasi komponen terbaik untuk membuatnya seefisien mungkin secara komputasi karena sistem AI diberi masukan oleh sekitar 10.000 chip untuk "mempelajari" apa yang berhasil dan apa yang tidak.

Lebih Tersebar

Sementara perancang chip manusia biasanya meletakkan komponen dalam garis yang rapi, namun AI Google menggunakan pendekatan yang lebih tersebar untuk mendesain chipnya. Ini bukan pertama kalinya sistem AI berinisiatif sendiri setelah mempelajari cara melakukan tugas berdasarkan masukan data dari manusia.

AI "AlphaGo" DeepMind yang terkenal membuat langkah yang sangat tidak konvensional melawan juara dunia Go, Lee Sedol, pada 2016 dan hal ini sempat mengejutkan para pemain Go di seluruh dunia.

Insinyur Google mencatat bahwa terobosan itu bisa memiliki implikasi besar untuk sektor semikonduktor.

Sementara ketua ilmuwan AI Facebook, Yann LeCun, dalam cuitannya menyatakan bahwa keberhasilan itu akan membuat bidang pemaksaan pembelajaran (Reinforcement Learning/RL) pada mesin kecerdasan buatan menjadi semakin bersinar.

Terobosan tersebut juga dipuji dalam editorial Nature sebagai pencapaian penting yang akan sangat membantu dalam mempercepat rantai pasokan. n SB/CNBC/I-1

Baca Juga: