SURABAYA - Setelah pertemuan terpisah dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, di Bandung dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Ngawi baru-baru ini, DPD Partai Golkar Jatim terus mengamati langkah politik yang dilakukan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
Ketua DPD Partai Golkar Jatim, Sarmuji, mengatakan, jika Khofifah memilih ikut meramaikan bursa calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024, gubernur perempuan pertama Jatim itu dinilai pantas untuk mendampingi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, sebagai cawapres.
"Memposisikan sebagai warga Jatim, kalau Pak Airlangga mendeklarasikan diri, wakilnya dari Jatim. Siapa itu? Tentu sebagai orang nomor satu di Jatim kira-kira salah satunya Bu Khofifah. Kalau Pak Airlangga suatu saat mendeklarasikan, saya mengusulkan wakilnya orang Jatim, salah satunya ya beliau Bu Khofifah," ujar Sarmuji di Surabaya, Rabu (28/4) malam.

Pilihan Politik
Menurut anggota Komisi XI DPR ini, wacana tersebut masih bergantung pilihan politik Khofifah apakah akan berusaha meneruskan jabatan gubernur pada periode kedua atau terjun dalam Pilpres.
"Itu haknya Bu Khofifah. Sampai saat ini Golkar masih mendukung duet Bu Khofifah dan Mas Emil memimpin Jatim. Kami belum tahu apakah nanti mereka berpasangan lagi di Pilgub Jatim atau Bu Khofifah running ke Pilpres. Boleh milih beliau running Gubernur atau ke Pilpres. Kan kami nggak bisa melarang Bu Khofifah. Sebagai pendukung Bu Khofifah, Golkar mendukung yang terbaik buat Bu Khofifah," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, DPD Golkar Jatim sendiri mengusulkan nama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai Capres. Tetapi ia masih menunggu kesediaan Airlangga Hartarto untuk maju di Pilpres.
"Kalau jawaban kepastian Pak Airlangga maju Pilpres belum. Pak Airlangga masih fokus penanggulangan Covid-19 dan ekonomi nasional. Beliau fokus di urusan negara itu," ujar Sarmuji.
Dia menambahkan, saat ini DPD Golkar Jatim terus mengkampanyekan sosok Airlangga kepada masyarakat, serta menargetkan kontribusi kemenangan di pemilihan legislatif (Pileg).
"Kami tidak akan membiarkan Pak Airlangga turun dengan sambutan masyarakat biasa-biasa saja. Justru kami punya tanggung jawab untuk memberi pengenalan Pak Airlangga ke masyarakat. Nantilah kalau sudah hangat Pak Airlangga boleh turun untuk mendeklarasikan. Pak Airlangga belum saatnya turun, karena ada urusan penanganan Covid-19 ini," pungkasnya.

Baca Juga: