JAKARTA - Rencana PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia untuk melantai di pasar modal semakin dekat. Perusahaan bengkel pesawat ini pun telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Jumat pekan lalu. Anak usaha dari PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) itu juga sudah menetapkan harga penawaran saham di 400 rupiah.

Harga itu hampir mendekati batas bawah perkiraan penawaran harga dalam rentang 390-510 rupiah per saham. GMF Aeroasia juga mengubah komposisi pelepasan sahamnya. Awalnya, perseroan berencana menawarkan 20 persen untuk publik dan 10 persen untuk investor strategis pasca-penawaran umum saham perdana (IPO).

Namun, komposisinya berubah menjadi sebaliknya yakni 10 persen publik dan 20 persen investor strategis. Direktur Utama GMF, Iwan Joeniarto, mengatakan keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan animo dari calon investor baik publik maupun investor strategis selama masa book-building, serta untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.

"Kami yakin dan optimis ini adalah langkah terbaik untuk meningkatkan nilai perusahaan serta memberikan kontribusi lebih bagi Indonesia," kata Iwan dalam keterangan tertulis, Minggu (1/10). Adapun total saham 10 persen yang dilepas kepada publik sebanyak 2,82 miliar lembar saham. Masa penawaran untuk publik berlangsung pada tanggal 2, 3, dan 4 Oktober 2017.

GMF juga telah menunjuk empat penjamin pelaksana emisi atau Joint Lead Underwriters, yaitu PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas. Iwan menjelaskan dalam aksi korporasi yang dilakukan ini, GMF berkomitmen untuk berkontribusi pada perekonomian bangsa, dan dengan melepaskan saham perusahaan, rencana ekspansi akan lebih cepat berjalan.

Pihaknya akan membuka lapangan pekerjaan lebih banyak, memberi nilai tambah bagi pemegang saham, serta membayar pajak lebih banyak. Kami akan berusaha maksimal untuk terus mendukung perekonomian Indonesia," kata Iwan.

Nilai Tambah

Melalui IPO ini, kata Iwan, dengan senantiasa memperhatikan tata kelola perusahaan atau good corporate governance (GCG), GMF mengupayakan untuk dapat memberikan nilai tambah terbaik bagi seluruh shareholders. "Total saham yang ditawarkan GMF dalam IPO ini adalah sebanyak 2.823.351.100 lembar saham yang keseluruhannya merupakan saham baru atau sebanyak 10 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor GMF setelah IPO," katanya.

Iwan juga mengatakan bahwa total saham yang ditawarkan pada rencana awal adalah sebanyak-banyaknya sebesar 10.890.068.700 lembar saham yang keseluruhannya merupakan saham baru, atau setara dengan sebanyak-banyaknya sebesar 30 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor perusahaan setelah IPO, dengan komposisi 20 persen.

GMF menjadi pionir perusahaan MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) atau perawatan pesawat di Indonesia yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelumnya, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA), Pahala N Mansury, mengatakan tujuan dilakukannya IPO untuk mengembangkan bisnis GMF ke depannya.

Pahala pun menargetkan pendapatan GMF tumbuh 20 persen setelah lakukan IPO. Selain itu, tambah Pahala, GMF juga akan melakukan diversifikasi jenis usaha dengan melayani perbaikan komponen dan mesin pesawat.

yni/mza/AR-2

Baca Juga: