JAKARTA - Covid-19 telah memberikan dampak sangat besar pada sektor transportasi udara, dan hal ini juga memukul industri Maintenance Facility. Untuk itu, tahun depan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk fokus pemulihan kinerja dan akan mengoptimalkan peluang usaha yang ada.

Direktur Utama GMF, Andi Fahrurrozi mengatakan bahwa pada kuartal ketiga 2021, kinerja bisnis inti GMFI secara keseluruhan masih tertekan. Meski demikian, segmen airframe maintenance mengalami peningkatan permintaan pekerjaan, khususnya pada segmen proyek-proyek terkait end-of-lease. Pada segmen perawatan pesawat kargo, GMFI juga mencatatkan penambahan tiga pelanggan baru yang merupakan maskapai kargo, baik di dalam maupun di luar negeri.

"Dan pada tahun depan selain berfokus pada pemulihan finansial secara berkelanjutan, pihaknya juga tengah mengoptimalkan peluang dari segmen-segmen potensial yang cenderung stabil atau tumbuh di tengah pandemi. Dan penjajakan potensi kerjasama dengan partner dan pengembangan kapabilitas juga kami lakukan sebagai upaya diversifikasi bisnis dan antisipasi dalam menghadapi momentum bangkitnya industri aviasi," kata Andi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/12).

Ia menambahkan perbaikan signifikan ini tampak pada rugi usaha YTD September yang dapat ditekan hingga 75,7% secara year on year (YoY). Meski masih negatif, perolehan earning before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) juga menunjukkan perbaikan sebesar 94,9% pada akhir kuartal ketiga tahun 2021 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Hal ini, kata Andi, dikontribusikan oleh berkurangnya beban usaha, manajemen arus kas, inisiatif-inisiatif efisiensi, dan restrukturisasi fasilitas pendanaan yang dilakukan Perseroan. Adapun, pendapatan usaha GMFI sepanjang Januari hingga September 2021 tercatat sebesar MUSD 165,4.

"Ini semua sebagai dampak dari ditandatanganinya sejumlah nota kesepahaman pada periode Juli hingga September 2021, diantaranya oleh PT Bali Widya Dirgantara (BIFA) di bidang perawatan pesawat, PT Sulzer Indonesia (Sulzer) di bidang pemeliharaan turbin industrial dan aeroderivatif, serta PT Angkasa Pura I (Persero) (AP I) di bidang pengelolaan lahan," katanya.

Lebih lanjut lagi, Andi juga mengatakan GMF juga berhasil mengembangkan kapabilitas perawatan line maintenance untuk perawatan pesawat Boeing 787 milik maskapai asal Jepang, dari semula bersifat assist menjadi full release. Industri pertahanan merupakan segmen yang saat ini tengah dikembangkan oleh GMF sebagai upaya diversifikasi bisnis Perseroan.

"Pengembangan kapabilitas di segmen military sejalan dengan rencana strategis GMF untuk mengembangkan pusat pemeliharaan dan perawatan pesawat udara milik industri pertahanan, serta berperan serta dalam menjaga kelayakan alutsista Republik Indonesia. Terlebih, GMF juga telah mengantongi sertifikat dari Indonesia Defence Airworthiness Authority sejak awal tahun 2021 ini," katanya.

Saat ini, kata Andi GMF tengah memastikan kesiapan manpower, tools dan equipment untuk project modernisasi dan penggantian center wing box untuk pesawat C130H milik TNI AU pada akhir 2021 ini. Ke depannya,GMFI juga berencana untuk mengkaji pengembangan kapabilitas pemeliharaan mesin pesawat tipe T56, serta perawatan pesawat C-212 dan helikopter guna menangkap potensi di segmen militer.

Baca Juga: