“Bersembunyi†di hutan sunyi yang masih alami bisa jadi pilihan “melarikan diri†dari rutinitas. Konsep glamping yang menyatu dengan alam bisa menjadi pilihannya. Ini juga bisa jadi cara lain isolasi menghindari Covid-19.

Banyuwangi seperti tidak pernah habis untuk digali dari sisi turistiknya. Terbaru di kabupaten ujung timur pulau Jawa itu berdiri resort bernama Jiwa Jawa G Land (JJGL). Berbeda dengan resort pada umumnya, JJGL mengusung konsep glamorous camping atau glamping.

Glamping merupakan inovasi baru di bidang akomodasi dan pariwisata yang belakangan populer. Konsep tersebut menghadirkan pengalaman menginap di tenda dengan fasilitas yang tidak kalah mewah dari hotel bintang lima.

Lokasi glamping yang berada dalam kawasan Taman Nasional Baluran, tepatnya Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menjauh dari keramaian untuk sementara waktu.

JJGL juga menawarkan pengalaman bersafari ala Benua Afrika. Dia mengusung moto "Banyuwangi rasa Afrika," dengan mengaitkan tempat-tempat wisata di sekitarnya seperti pantai Plengkung dan Savana Sadengan.

Bintang Lima

Bermalam di tenda mewah kelas hotel bintang lima dikeliling hutan lebat di sekitarnya adalah keunggulan yang ditawarkan. Tendanya berbentuk segi empat. Strukturnya terbuat dari kayu. Perpaduan warna kayu tanpa cat, kain putih, dan krem polos pada tirai, sprei, sofa, serta kursi mengesankan tempat yang alami nanbersih.

Atapnya berbentuk limas dua tingkat berwarna kayu yang selaras dengan lingkungan hutan. Dindingnya terbuat dari bahan yang bisa dilipat atau dibiarkan terbuka. Sambil rebahan di atas tempat tidur tamu dapat sambil menikmati lingkungan hutan sekitar yang masih asri berudara sejuk.

Di sini terdapat dua kamar, tipe standar untuk dua orang dan kamar nonstandar untuk tamu yang lebih banyak. Pada setiap kamar terdapat kamar mandi dilengkapi shower, wastafel, toilet duduk, dua kursi, dan kaca rias. Batu berwarna putih di bawah shower seperti mandi di alam terbuka.

Di depan tenda yang berjumlah enam membujur ke pantai terdapat jalan setapak dari batu. Jalan ini sekaligus menjadi akses ke pantai Plengkung yang jaraknya hanya 200 meter atau lima menit berjalan kaki.

JJGL menawarkan suasana terpencil, dengan bangunan tenda berkesan semipermanan terbuka menyatu dengan alam. Fasilitas lain, pada setiap tenda glamping berupa ayunan, meja kecil dengan dua kursi, dan sofa. Meja kecil bisa disulap untuk private dinner yang romantis bagi pasangan yang sedang merayakan bulan madu bebas gangguan.

Di sekelilingnya terdapat bermacam pohon-pohon hutan yang heterogen. Pohon-pohon menjadikan JJGL seperti disergap rerimbunan, tambah lagi udara pantai yang bersih. Dengarkan juga iringan deburan ombak tinggi yang pecah.

Pada masa pandemic, JJGL menerapkan protokol kesehatan ketat. Setiap tamu harus tes suhu dengan thermos gun. Selanjutnya, mereka harus mencuci tangan di keran yang disediakan.

Sebagai glamping mewah, JJGL ditawarkan cukup terjangkau. Pada situs hotel.com, JJGL ditawarkan pada harga 970.531 rupiah per malam. Sedangkan pada bookety dijual 972.017 semalam. hay/G-1

Baca Juga: