JAKARTA - Produsen kakao terbesar kedua di dunia, Ghana, mengancam untuk menghentikan ekspor kakao mentah ke Swiss, salah satu produsen cokelat terbesar dunia.
Selama kunjungan kenegaraan ke Swiss tahun lalu, Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo, mengejutkan tuan rumah dengan menyatakan bahwa untuk selanjutnya Ghana akan menghentikan ekspor kakao mentah ke negara tersebut.
"Tidak akan ada kemakmuran masa depan bagi rakyat Ghana dalam jangka pendek, menengah atau panjang jika kita terus mempertahankan struktur ekonomi yang bergantung pada produksi dan ekspor bahan mentah," katanya.
Akufo-Addo mungkin melebih-lebihkan dampaknya. Ghana adalah negara kedua setelah Pantai Gading dalam produksi kakao, bertanggung jawab atas sekitar seperlima dari ekspor global.
Masalah ini tidak berhenti dalam semalam. Tetapi, penegasan yang Akufo-Addo buat sangat tepat. Dari industri cokelat global senilai 130 miliar dollar AS, kurang dari dua miliar dollar AS yang masuk ke Ghana.
Banyak petani hidup dalam kemiskinan, beberapa perkebunan mempekerjakan anak-anak atau memperluas pertanian mereka dengan menebang hutan untuk memenuhi kebutuhan. Petani mendapatkan paling banyak hanya 7 persen dari rantai nilai cokelat. Sedangkan pihak yang membuat, menjual, dan memasarkan cokelat meraih lebih dari 80 persen.
Akufo-Addo telah memberikan tantangan bagi negaranya untuk memproduksi cokelat batangan dalam skala komersial. Apakah ini realistis? Jawaban singkatnya adalah ya, meskipun sangat sulit. Hambatannya sangat berat, mulai dari infrastruktur yang buruk hingga kurangnya pengetahuan manufaktur dan pasar. Namun, kecuali Ghana dapat memecahkan masalah, banyak orang Ghana akan dikutuk dalam kemiskinan untuk selama-lamanya.
Orang-orang telah membuat cokelat di Ghana selama dua dekade. Beberapa perusahaan domestik membuat cokelat batangan untuk pasar domestik Ghana yang sedang berkembang, meskipun banyak dari mereka tidak memiliki kualitas yang cukup tinggi untuk menarik konsumen Eropa.
Dua bersaudara perempuan Ghana menjalankan '57 Chocolate, salah satu dari beberapa produsen artisanal yang memproduksi cokelat kelas atas dalam jumlah kecil.
Perusahaan Jerman-Ghana, Fairafric, mencoba mendobrak dengan memproduksi cokelat berkualitas ekspor dalam jumlah besar. Fairafric telah membangun pabrik senilai 10 juta di utara Accra, ibu kota, yang akan memproduksi 50 juta batang per tahun, meningkat menjadi 100 juta. Jumlah itu masih sederhana menurut standar produsen kontrak otomatis Eropa, yang dapat menghasilkan 10 kali lipat jumlah itu untuk merek global.
Terlalu Murah
Pendiri fairafric, Hendrik Reimers, mengatakan bahwa dengan mengubah kacang menjadi batangan di dalam negeri, nilai lima kali lebih banyak tetap ada di Ghana. Masalahnya, kata dia, bukan biji kakao yang dijual terlalu murah. Di Eropa 200 tahun yang lalu, kebanyakan orang adalah petani subsisten kecil. n SB/ft/E-9