Masuknya penambang, peternak, pemukim, dan tentara Anglo-Amerika ke Apacheria, menciptakan masalah bagi kelompok Chiricahuan, bagian dari suku Apache. Kedatangan mereka mengganggu cara hidup kelompok ini memicu konflik hebat yang tidak dapat dihindari yang dipimpin Geronimo.

Masuknya penambang, peternak, pemukim, dan tentara Anglo-Amerika ke Apacheria, menciptakan masalah bagi kelompok Chiricahuan, bagian dari suku Apache. Kedatangan mereka mengganggu cara hidup kelompok ini memicu konflik hebat yang tidak dapat dihindari yang dipimpin Geronimo.

Sebelum perjanjian damai antara Amerika Serikat (AS) dan Republik Meksiko, tepatnya pada 5 Maret 1851, sekelompok tentara Meksiko dari Sonora menjarah kamp Apache yang dijaga ketat di luar Desa Janos di Negara Bagian Chihuahua, Meksiko utara. Lokasinya berada 75 mil selatan perbatasan AS-Meksiko.

Desa Janos adalah lokasi terkenal di mana penduduk lokal Meksiko berdagang dengan suku Apache. Namun dalam prosesnya, orang-orang Meksiko membantai 21 perempuan dan anak-anak Apache di kamp tersebut yang membuat suku tersebut marah.

Keesokan paginya, seorang Apache Chiricahua bernama Goyahkla, kembali ke kamp dan menemukan mayat ibu, istri, dan tiga anaknya yang sudah beranjak dewasa usia. Semuanya kulitnya terkelupas dan tergeletak di genangan darah.

Sejak saat itu, balas dendam terhadap orang-orang Meksiko, baik yang bersalah maupun yang tak bersalah, menjadi dorongan semangat Goyahkla. Dia berpartisipasi dalam penyerbuan yang tak terhitung jumlahnya di Meksiko utara selama lebih dari tiga dekade setelahnya.

Nama Inggris yang lebih familiar yang membuat Goyahkla dikenal dengan nama Geronimo, diyakini didasarkan pada seruan orang Meksiko kepada Saint Jerome untuk meminta bantuan. Dalam ketakutan mereka, orang-orang Meksiko itu berteriak, "Jeronimo!"

Geronimo adalah seorang pejuang yang terampil dan tangguh dalam pertempuran yang memiliki pengetahuan tentang medan di barat laut Meksiko dan bagian selatan wilayah New Mexico di utara. Upayanya yang pantang menyerah dalam melakukan perlawanan bersenjata tidak hanya membingungkan musuh-musuhnya dari Meksiko dan AS, namun juga banyak rekannya di suku Apache sendiri.

Bagi para pendukungnya, ia adalah perwujudan perlawanan yang membanggakan dan pembela cara hidup lama dari komunitas Chiricahua. Sementara bagi banyak orang kulit putih, ia adalah pelaku kekejaman yang keji dan tak terkatakan. Namun sebenarnya ia tidak berpikir untuk menyiksa tentara Meksiko sampai mati dan melakukan kekejaman terhadap warga sipil di kedua sisi perbatasan.

Konflik dimulai pada 1870-an, ketika suku Apache direlokasi secara paksa ke daerah reservasi yang jauh dari kampung halaman mereka. Banyak suku Apache yang menyimpulkan bahwa jalur orang kulit putih adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian dan kelangsungan hidup.

Oleh karena itu, mereka menganggap Geronimo sebagai pengacau keras kepala yang tidak tertahan oleh rasa haus balas dendam yang tidak terpadamkan. Mereka sangat yakin bahwa tindakannya akan meredakan kemarahan musuh terhadap rakyatnya sendiri.

Hilangnya Tanah Apacheria

Geronimo lahir dalam kelompok Bedonkohe dari suku Apache Chiricahua pada 1829 di dekat hulu Sungai Gila di Meksiko. Ayahnya bernama Taklishim dan ibunya bernama Juana.

Suku Apache diyakini telah menetap di bagian selatan dan barat daya Arizona modern dan New Mexico, serta wilayah barat laut Meksiko sekitar 1.500 SM setelah bermigrasi ke selatan sepanjang Pegunungan Rocky, mengikuti kawanan kerbau dalam jumlah besar. Oleh karenanya orang Spanyol menyebut daerah ini Apacheria.

Suku di benua Amerika seperti Apache juga berperang dengan suku lainnya. Mereka pernah dihadang oleh suku Comanche yang ganas dan jumlahnya lebih banyak. Suku agresif ini yang memperluas wilayah mereka ke Great Plains bagian barat.

Comanches memaksa Apache pergi lebih jauh ke barat menuju pegunungan di sebelah barat dataran. Ketika Francisco Vasquez de Coronado bertemu dengan mereka di Spanyol Baru bagian utara pada 1541, dia menggambarkan Apache sebagai orang yang bangga, galak, dan mandiri, tetapi lembut jika dibiarkan.

Mobilitas dan pengetahuan mereka tentang medan tidak ada bandingannya dan menjadi kunci kelangsungan hidup mereka. Suku Apache beradaptasi dan berkembang di medan keras tempat mereka tinggal. Mereka pindah ke lembah yang lebih rendah untuk berburu selama musim dingin. Meskipun mereka nomaden, mereka menanam kacang-kacangan, jagung, dan melon di lahan kecil.

Meskipun ia adalah cucu dari kepala suku Bedonkohe yang dihormati, Mahco, garis keturunan Geronimo tidak memberinya posisi sebagai kepala suku. Seperti remaja lain di kelompoknya, seluruh masa kecilnya merupakan masa yang panjang dan sulit.

Dia belajar keterampilan berburu, menunggang kuda, dan berperang dari pejuang berpengalaman. Meskipun Geronimo bukan pemimpin turun-temurun, reputasinya semakin meningkat di kalangan Chiricahua karena keterampilan dan keberanian dalam melawan orang-orang Meksiko dan AS.

Setelah Perang AS-Meksiko berakhir pada 1848, masuknya penambang, peternak, pemukim, dan tentara Anglo-Amerika ke Apacheria mengganggu cara hidup Chiricahuan yang telah ada selama hampir tiga abad dan membuat konflik tidak dapat dihindari. Geronimo dengan tegas menolak anggapan bahwa Meksiko mempunyai hak untuk menyerahkan tanah air rakyatnya kepada AS yang menang.

Pembelian Gadsden tahun 1854 mempunyai pengaruh langsung terhadap kehidupan Apache. Melalui perjanjian tersebut, AS membayar Meksiko 10 juta dollar AS untuk sekitar 30.000 mil persegi Meksiko di selatan Sungai Gila. Perjanjian tersebut menyediakan lahan yang dibutuhkan untuk jalur kereta api lintas benua selatan.

Dibelinya Gadsden yang berada di jantung Apacheria membuat meradang para para pemimpin kelompok. Dua pemimpin terbesar Chiricahua, Mangas Coloradas dari kelompok Mimbreno dari Apache Tengah dan Cochise dari kelompok Chokohen dari Chiricahua, yang pada awalnya tidak menaruh rasa permusuhan terhadap pendatang baru AS, akhirnya melawan.

Mangas Coloradas memberi tahu pengintai AS yaitu Kit Carson pada 1846 bahwa dia bersedia bergabung dalam perang melawan musuh bersama yaitu Republik Meksiko. Pada tahun-tahun berikutnya, kedua pemimpin terkemuka tersebut berusaha untuk mencapai kesepakatan dengan AS yang akan mengakhiri permusuhan antara kedua suku mereka dan memungkinkan Apache untuk terus menyerang ke Meksiko utara tanpa mendapat hukuman.

Awalnya, Apache menahan diri untuk tidak menyerang properti AS. Sebelumnya suku Apache telah menyerang Kota Tubac, Arizona, sepanjang awal 1840-an ketika kota tersebut dikuasai oleh orang-orang Meksiko Sonoran. Ketika sebuah perusahaan eksplorasi dan pertambangan AS didirikan di Tubac pada dekade berikutnya, suku Apache membiarkannya.

Para perampok Apache juga meninggalkan orang-orang AS yang tinggal di Fort Buchanan dekat Tucson tanpa gangguan. Pos tersebut, yang merupakan kumpulan rumah batako tanpa benteng tertutup, ditinggalkan pada 1861 ketika pasukan AS yang ditempatkan di sana mundur ke New Mexico.

"Para pemimpin Apache dan pejuang mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuatan otak yang luar biasa, sempurna secara fisik dan cerdas secara mental hanya individu-individu yang mempunyai harapan putus asa dalam menghadapi setiap rintangan," tulis Letnan John Bourke, seorang perwira kavaleri Angkatan Darat AS. hay/I-1

Baca Juga: