Berbeda sikap dengan Indonesia yang dinilai mendukung perang setelah nekat mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin. Presiden Amerika Serikat Joe Biden, minta Indonesia berlaku netral dan keluarkan Putin dari G20. Hal ini disampaikan Biden dalam pertemuan dengan para pemimpin dunia di Brussel yang digelar pada Kamis (24/22) dalam upaya membahas sanksi lanjutan terhadap Rusia.

Biden berpandangan, sudah seharusnya Indonesia dan negara lainnya turut mengundang Ukraina dalam KTT, jika tetap tak mau keluarkan Rusia dari G20.

"Jika Indonesia dan negara lainnya tidak setuju, maka menurut pandangan saya kiranya perlu juga mengajak Ukraina untuk menghadiri pertemuan," ujar Biden, seperti yang dikutip AFP.

Tak hanya NATO, Australia melalui Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Kamis (24/22) juga mendesak Indonesia untuk mengeluarkan Rusia dari G20. Morrison menolak keputusan Indonesia mengizinkan kedatangan Vladimir Putin di G20 karena telah menyulut perang terhadap Ukraina.

"Saya pikir di ruangan kita perlu mengundang orang-orang yang tidak menyerang negara lain," kata morrison.

Akan tetapi, Biden beserta pimpinan NATO lainnya juga menyadari bahwa Tiongkok, India, Brasil, Afrika Selatan, Arab Saudi, dan lainnya tidak akan menyetujui pengusiran Rusia dari G20.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin juga telah mengeluarkan pernyataan bahwa Rusia termasuk anggota penting dalam forum G20 sehingga tak ada satupun anggota yang berhak menghentikan kedatangan Vladimir Putin selaku Presiden Rusia.

"Tidak ada anggota yang memiliki hak untuk memberhentikan negara lain sebagai anggota. G20 harus menerapkan multilateralisme yang nyata, memperkuat persatuan dan kerja sama," kata Wang dalam jumpa pers, seperti dilansir dari Reuters.

Sementara kedatangan Rusia pada KTT G20 menurut Dian Triansyah Djani, Staf Khusus Program Prioritas Kementrian Luar Negeri dan Co-Sherpa G20 Indonesia, merupakan sebuah kewajiban untuk turut mengundang selarah negara anggota tanpa terkecuali.

"Memang menjadi kewajiban untuk semua presiden G20 untuk mengundang semua anggotanya. Kita akan terus melakukan tugas kita seperti halnya presidensi-presidensi sebelumnya," ujar Dian pada Kamis (24/23).

Baca Juga: