Banjar - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) mengintervensi gerakan serentak untuk mencegah dan menurunkan angka gangguan pertumbuhan pada anak atau stunting.
Wakil Bupati Banjar Said Idrus Al Habsyi di Martapura, Kabupaten Banjar, Rabu (5/6), mengatakan pemerintah daerah berkomitmen menurunkan angka gagal tumbuh pada anak.
"Kami memimpin langsung rapat koordinasi sebagai persiapan untuk meluncurkan intervensi serentak pencegahan stunting yang sudah dijadwalkan pelaksanaannya pada 10 Juni 2024," ujar Said.
Said yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Banjar, menjelaskan persiapan intervensi perlu dilakukan untuk menghadapi segala sesuatu agar penurunan stunting sesuai harapan.
Dia menyebutkan langkah pencegahan stunting sangat penting dilakukan melalui intervensi spesifik, sensitif dan kolaborasi untuk memastikan cakupan layanan pengukuran lebih luas, deteksi dini masalah gizi dan kesehatan serta intervensi yang tepat sasaran.
"Hal itu sesuai dengan arahan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin tentang pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting agar menjadi gerakan bersama berkelanjutan untuk menurunkan kasus," tuturnya.
Said menekankan intervensi serentak pencegahan stunting memerlukan kerja sama dan kolaborasi semua unsur termasuk masyarakat untuk menanggulangi masalah itu secara efektif.
Ia mengatakan melalui rakor yang diikuti sejumlah pimpinan SKPD di lingkup Pemkab Banjar dan pihak terkait lainnya, bisa dirumuskan rencana aksi bersama yang dilakukan baik dari intervensi sensitif, spesifik dan kolaboratif.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Yasna Khairina mengatakan intervensi serentak pencegahan stunting diluncurkan pada 10 Juni 2024 di salah satu posyandu Kecamatan Kertak Hanyar.
Menurutnya, intervensi dilakukan dengan cara mengukur atau menimbang anak dengan cakupan 100 persen dan melalui intervensi serentak tersebut diharapkan pengukuran tepat sasaran dan menyeluruh.
Dia menyebutkan sebanyak 573 posyandu sudah memiliki antropometri (alat ukur) untuk memantau berat badan, panjang badan dan status gizi balita, namun 11 posyandu tambahan masih belum memiliki peralatan.
"Solusinya nanti alat dari posyandu yang berdekatan bisa dipinjamkan atau meminjam alat di puskesmas yang berdekatan dengan posyandu sehingga upaya bersama dalam penurunan stunting dapat segera terwujud," ujar Yasna.
Gerak Cepat, Pemkab Banjar Intervensi Serentak Cegah Stunting
06 Juni 2024, 07:01 WIB
Waktu Baca 2 menit