Di Lebak, Banten, saat ini sedang dikembangkan taman bumi dengan nama Geopark Bayah Dome atau Taman Bumi Kubah Bayah. Geopark ini bertujuan untuk konservasi alam, melestarikan budaya, serta menjadi sumber pendapatan berbasis wisata edukasi.
Di Lebak, Banten, saat ini sedang dikembangkan taman bumi dengan nama Geopark Bayah Dome atau Taman Bumi Kubah Bayah. Geopark ini bertujuan untuk konservasi alam, melestarikan budaya, serta menjadi sumber pendapatan berbasis wisata edukasi.
Lamanbayahdomegeopark.commenyebutkan Geopark Bayah Dome yang diusulkan sebagai geopark nasional, lahir dari Keputusan Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 164 Tahun 2022. Keputusan ini menetapkan 32 Situs Warisan Geologi (geoheritage) yang tersebar di 14 kecamatan. Selaingeosite, juga didukung dengan situs keragaman budaya (cultural diversity) dan keragaman hayati (biodiversity).
Karena keistimewaannya itu, Geopark Bayah Dome diusulkan jadi taman bumi nasional ke Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) oleh pemerintah Provinsi Banten. "Geopark Bayah Dome secara bersama-sama akan kita usahakan menjadi taman bumi nasional," kata penjabat Gubernur Banten, Al Muktabar, di Serang, Selasa (11/7) dikutip dariAntara.
Sementara itu berdasarkan Keputusan Bupati Lebak Nomor: 050/Kep.114-BAPELTIBANGDA/2023, Geopark Bayah Dome mencakup area seluas 201.537 hektare yang meliputi 179 desa dan lima kelurahan di 15 kecamatan.
Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, menyampaikan bahwa upaya pengusulan kawasan ini menjadi taman bumi tingkat nasional untuk meningkatkan upaya konservasi dan mensejahterakan masyarakat.
"Konservasi menjadi penting untuk dikolaborasikan dengan kegiatan pembangunan melalui pariwisata yang berkelanjutan, salah satunya melalui geopark ini," ungkap dia. "Konservasi menjadi penting untuk dikolaborasikan dengan kegiatan pembangunan melalui pariwisata yang berkelanjutan, salah satunya melalui geopark ini," imbuh Iti.
Dari sejarahnya, Geopark Bayah Dome yang berada di Kabupaten Lebak, Banten, telah dikenal secara internasional sejak RW Van Bemmelen, seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda, mengarang buku berjudulDe Geologische Geschiedenis Van Indonesie(1949).
Dalam buku tersebut ia membahas proses pembentukan geopark itu. Menurut Bemmelen, Geopark Bayah Dome terbentuk dari sebuah struktur atau bentang alam gunung api purba.
Di Geopark Bayah Dome terdapat cebakan-cebakan emas, perak, dan bahan galian logam lainnya yang bernilai ekonomis, sehingga kawasan ini terkenal sebagai kawasangold district. Memang kawasan tersebut juga populer sebagai tambang emas sejak zaman penjajahan. Bahkan hingga sekarang, aktivitas penambangan di beberapa tempat masih berlangsung.
Selain itu, di bagian utara-tengah, memiliki zona depresi (lembah) yang dikenal sebagai zona depresi Citorek.
10 Geosite
Geopark Bayah Dome sejauh ini memiliki 10 geosite atau tempat yang memiliki jejak rekaman penting tentang sejarah bumi. Biasanya berupa batu cadas dan pasir yang bisa menjelaskan perkembangan kebumian (geologi), alam, makhluk hidup, serta budaya dari zaman purba hingga sekarang.
Geosite Cadas Kadatuan yang berada di Desa Sajira Mekar, Kecamatan Sajira, misalnya. Batuan di geosite ini berupa perselingan batu gamping klastik dan lempung gampingan dengan struktur paralel laminasi dancrosslaminasi. Di lokasi ini juga ditemukan strukturpotholesdi bagian permukaan batu gamping yang diakibatkan oleh arus turbulen, sehingga mengikis permukaan pada batu gamping.
Sementara geosite Fosil Kayu Sempur berada di Desa Sukamarga, Kecamatan Sajira. Daya tariknya adalah batang kayu yang telah mengalami silisifikasi dengan komposisi kuarsa.
Ada juga geosite Curug Cikawah Desa Sobang, Kecamatan Sobang. Geosite ini berupa air terjun yang terdiri dari beberapa tingkat dengan ketinggian sekitar 7- 10 meter pada aliran Sungai Cikawah, yang tersusun oleh lava dari batuan Gunung Endut, gunung dengan ketinggian 1.207 mdpl yang merupakan salah satu gunung tertinggi di Provinsi Banten.
Sedangkan batuan di tempat ini merupakan lava jenis andesit, berwarna abu-abu hingga hitam, berstruktur berlembar, vesikuler, terkekarkan, berkomposisi plagioklas, feldspar, piroksen, dengan massa dasar berupa gelas vulkanik, pada bagian air panas batuan ini telah mengalami proses ubahan mineral. Batuan ini diperkirakan berumur Pleistosen.
Tidak jauh dari lokasi air terjun, ditemukan tiga titik air panas sebagai manifestasi panas bumi Gunung Endut yang muncul pada rekahan-rekahan lava di Sungai Cikawah. Suhunya antara 53-88 derajat Celsius dengan, tingkat pH antara 7,74-7,98, debit air sekitar 5 liter per detik, dan mengandung belerang.
Ada pula geosite Gua Sanghiang yang berada di Desa Hariang, Kecamatan Sobang. Mulut gua ini memiliki lebar sekitar 2,5 - 3 meter. Gua ini tersusun atas batu gamping kristalin dengan ornamen berupa stalaktit yang masih terus tumbuh, stalaktit dan stalakmit yang hampir bertemu membentuk pilar gua,flowstone, dansinkholedi bagian tengah gua.
Jenis batuan gampingnya memiliki warna segar keabuan dan warna lapuk abu-abu gelap. Batuan memiliki tekstur kristalin, dan mengandung mineral kalsit dan fosil makro yang termasuk dalam Anggota Batugamping Formasi Badui yang terbentuk pada kala Miosen Tengah. Formasi Badui ini termasuk kedalamnorthern beltdari Kubah Bayah.
Terdapat pula geosite Curug Cipicung yang berlokasi di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sobang. Batuan di tempat ini berasal dari lava andesit dari Gunung Api Endut dengan karakteristik sifat fisik berwarna abu-abu hingga abu-abu kehitaman, tekstur afanitik, hipokristalin, struktur vesikular, dan keras.
Gunung Api Endut merupakan kompleks pegunungan yang mengelilingi Kubah Bayah. Kompleks pegunungan tersebut terbentuk akibat proses terobosan magma basalt-andesit pada Pleistosen Awal. Air terjun aliran Sungai Cibongkok ini memiliki ketinggian 75 meter berarah relatif barat daya-timur laut.
Ada pula geosite Curug Cisuren yang berada Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber. Air terjun dengan ketinggian kurang lebih 7 meter yang dilalui oleh Sungai Cisuren. Air terjun ini terbentuk akibat adanya sesar normal dari pembentukan sebuah depresi melingkar yang diduga merupakan sebuah kaldera.
Batuan yang ditemukan pada geosite ini merupakan endapan vulkanik berupa tuf berwarna abu-abu muda. Tuf ini merupakan produk vulkanisme Pliosen, suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung 5,3 hingga 1,8 juta tahun yang lalu.
Sedangkan geosite Gunung Luhur berada di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber. Formasi Cimapag terendapkan pada depresi sekitar Kubah Bayah. Batuannya adalah perselingan batupasir dan batu lempung Anggota Batulempung Formasi Cimapag dengan struktur laminasi sejajar dan sisipan tipis lignit. Batuan ini telah terdeformasi dan mengalami proses hidrotermal, sehingga sebagian besar komposisi batuan tersebut berubah menjadi mineral lempung.
Sedangkan geosite Curug Ciporolak berada di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber. Air terjun ini memiliki tinggi sekitar 70 meter yang melewati Sungai Ciambulawung. Air terjun ini terbentuk akibat proses struktur geologi. Dari batuan yang tersingkap di tempat ini merupakan tuf dengan karakteristik warna abu-abu kecoklatan, memiliki ukuran butir kasar, keras, komposisi batuan tersusun oleh gelas vulkanik dan fragmen batuan.
Batuan-batuan tersebut termasuk pada Formasi Cimapag yang terbentuk pada Miosen Awal. Pada air terjun ditemukan indikasi struktur geologi berupa bidang sesar normal sinistral dengan arah dan kemiringan N300E/750, serta pitch 160.
Ada pula geosite Kompleks Mineralisasi Cirotan berada di Desa Sukamulya, Kecamatan Cibeber. Di lokasi ini ditemukan morfologi dari Air Terjun Kadu Punah dengan ketinggian 30 meter yang terbentuk akibat struktur geologi.
Batuan yang dapat dijumpai berupa Lava jenis andesit, berwarna abu-abu hingga coklat kehitaman, masif, terstruktur aliran, kekar melebar, vesikular, terkekarkan dan terisi mineral kalsit, kuarsa, dan mineral sulfida.
Batu breksi vulkanik berubah dengan fragmen berukuran lapili hingga bongkah, komponennya terdiri dari batuan beku andesit dan dasit, matriks berupa tuf halus-sedang. Breksi Vulkanik ini terkekarkan dan terisi mineral kuarsa.
Sedangkan geosite Batu Bedil berada di Desa Cibeber, Kecamatan Cibeber. Secara geologi, batuan yang ditemukan adalah batuan beku basalt akibat kegiatan vulkanisme Pleistosen. Batuan ini memiliki karakteristik warna abu kehitaman, tekstur porfiritik halus, hipokristalin, inequigranular, komposisi mineral plagioklas, k-feldspar, kuarsa, piroksen, dan massa dasar gelas vulkanik.
Pada lava basal ini teramati struktur kekar kolom yang berdiameter sekitar 50 sentimeter, dan dijumpai dalam kondisi rebah yang dimungkinkan sebagai hasil pensesaran. Secara umur geologi, pembentukan batuan ini berdekatan dengan mineralisasi di Bayah yang berumur Pleistosen. hay/I-1