YOGYAKARTA - Teknologi pendeteksi Covid-19 inovasi peneliti UGM, GeNose melakukan 4 pembaruan yang salah satunya meningkatkan performa kecerdasan buatan untuk mengantisipasi varian terbaru virus SARS-COV-2.

"Varian SARS-COV-2 terbaru yakni D64G sudah masuk ke data base yang sekarang. Dan kecerdasan buatan GeNose C19 versi terbaru juga menyediakan indikator bagi operator untuk menerapkan SOP secara tepat agar pembacaan kurva lebih akurat dan mudah," demikian kata Inventor GeNose C19, Dian Kesumapramudra Nurputra, Melalui konferensi pers "GeNose C19 Update tentang Kecerdasan Buatan" di Ruang Fortakgama, Balairung UGM, Minggu (23/5).

Dian menjelaskan Akses basis data varian baru virus didapatkan dari rumah sakit yang merawat pasien dengan varian baru, sehingga peneliti mampu mendapatkan sampel napas untuk memperbarui kecerdasan buatan GeNose C19.

Dian juga menjelaskan bahwa pembaruan kecerdasan buatan GeNose C19 akan berjalan dinamis. Artinya, perangkat AI akan rutin diperbarui dan hal itu membutuhkan kerjasama berbagai pihak untuk memastikan prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan tepat. "Setiap operator perlu secara rutin memeriksa dan memperbarui perangkat lunak alat GeNose C19 hanya melalui fitur di perangkat lunak yang sudah ada dan terhubung dengan Internet," terang Dian.

Di kesempatan yang sama, inventor GeNose Kuwat Triyana, menerangkan bahwa tim peneliti sudah mengembangkan sistem penjaminan mutu yang disebut "kalibrasi".

"Kalibrasi ini berguna untuk menyeragamkan atau membuat sistem konsisten, antara mesin satu dan lainnya," tutur Kuwat, peneliti bergelar profesor ini.

Ia juga menuturkan bahwa evaluasi pengoperasian mesin di lapangan juga sedang dilakukan secara acak oleh tim peneliti. Hasil dari temuan di lapangan tersebut akan dipakai sebagai umpan balik dalam menyempurnakan GeNose C19.

Sebagai alat kesehatan, GeNose C19 juga sedang berada dalam tahap uji diagnostik post-marketing, yaitu uji validitas eksternal. "Tujuannya untuk mengonfirmasi performance alat itu apabila diimplementasikan di kondisi real dengan berbagai macam perilaku operator dan kondisi," ujar Dian.

Uji validitas eksternal GeNose C19 akan dilakukan oleh tiga institusi, yakni Universitas Andalas, Universitas Indonesia, dan Universitas Airlangga.

Dalam waktu dekat, oeneliti akan memberikan pelatihan dan mengirim mesin GeNose C19 versi terbaru ke setiap institusi tersebut. Tim independen dari berbagai institusi tersebut akan mengevaluasi validasi dan akurasi alat, sehingga nantinya GeNose C19 dapat memberikan jaminan kepastian dalam penggunaan GeNose C19.

Baca Juga: