JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melihat potensi investasi pasar keuangan Indonesia ke depannya akan datang dari kalangan generasi muda yang sadar investasi. Namun, kesadaran investasi tersebut perlu diikuti dengan penguatan literasi keuangan dalam rangka mendukung pendalaman pasar keuangan.
"Generasi muda yang well-literate dalam investasi keuangan dapat semakin meningkatkan hasil investasi melalui keputusan dan strategi keuangan yang tepat. Sebaliknya, jika tingkat literasinya rendah maka besar kemungkinan tingkat pemanfaatan dari produk investasi keuangan menjadi kurang optimal, atau bahkan tidak memahami risiko yang mungkin muncul dari suatu produk investasi keuangan," kata Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) di Jakarta, Senin (14/8).
Dia mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang memproyeksikan bahwa Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi, yakni penduduk usia produktif lebih besar ketimbang non produktif pada 2020- 2030. Jumlah penduduk usia produktif pada 2030 diperkirakan mencapai 68,01 persen dari total jumlah penduduk.
Lebih lanjut, Purbaya mengimbau para generasi muda untuk menginvestasikan sebagian dari hasil usaha untuk masa depan, sekaligus memperhatikan langkah-langkah yang dapat memberikan keamanan dan kebebasan finansial jangka panjang.
Dia menilai menginvestasikan sebagian dari kekayaan pribadi merupakan salah satu strategi penting yang dapat membantu mencapai tujuan tersebut.
"Literasi dan inklusi keuangan memberikan manfaat yang besar bagi sektor jasa keuangan dan juga pelaku usaha yang turut berkontribusi dalam membayar pajak yang mendukung program-program pemerintah, seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur," ujarnya.