JAKARTA - Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Arie Rompas, menilai generasi muda Indonesia mampu mendorong sistem lingkungan ke arah lebih baik. Peran mereka penting sebagai penentu perubahan mengingat jumlah generasi muda di Indonesia sekitar 60 persen dari populasi.

"Dengan kekuatan mereka, proses-proses politik dengan 60 persen populasi mampu mengubah sistem," ujar Arie usai acara Youth Festival 2022 di Jakarta, Sabtu (29/10).

Dia menilai sistem saat ini sering dimanfaatkan segelintir pihak untuk kepentingan pribadi termasuk dalam mengeksploitasi lingkungan. Menurutnya, generasi muda kuat dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk menghadirkan solusi lebih baik untuk masa depan bangsa.

"Mereka bisa mengakses informasi yang tepat untuk diolah menggunakan media sosial. Mereka bisa mengajak publik dan memberi solusi-solusi terbaik," katanya.

Ari menuturkan, pihaknya mengadakan Youth Festival untuk memberikan edukasi politik lingkungan. Generasi muda diajak diskusi bersama untuk menjadi pemimpin masa depan.

"Kami mengajak kaum muda untuk mengambil peran untuk Indonesia ke depan yang lebih baik, berkeadilan dan berkelanjutan dengan membangun ulang Indonesia," tandasnya.

Kepala Departemen Lingkungan Hidup Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia Kevin Wisnumurthi menyebut, generasi muda harus mendapat ruang untuk menyampaikan gagasan, termasuk dalam hal-hal strategis termasuk kebijakan pemerintah. Dia berharap pemerintah memiliki kebijakan yang pro terhadap keberlanjutan lingkungan.

Dia menyebut, saat ini dampak krisis iklim sudah mulai dirasakan, seperti cuaca ekstrem hingga bencana hidrometerologi. Generasi muda telah bergerak dan peduli terhadap masalah krisis iklim dan lingkungan baik dalam program lapangan maupun kampanye media sosial.

"Di masa yang akan datang itu, yang masih hidup kan anak muda. Saat kita tidak dilibatkan dalam pembuatan kebijakan yang mempengaruhi masa depan kita," jelasnya.

Baca Juga: