JAKARTA - Generasi muda berperan penting dalam mengikis budaya patriarki yang menempatkan posisi perempuan di bawah laki-laki. Hal itu diperlukan karena harus ada pengoreksian atas budaya patriarki yang telah mengakar dan berlaku secara turun-temurun.

"Budaya patriarki ini harus terus menerus dikoreksi karena telah berakar dan dipraktikkan secara turun temurun," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, di Jakarta, Jumat (19/3).

Dia menambahkan budaya patriarki juga merupakan akar masalah dari adanya diskriminasi, stigmatisasi, bahkan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Di sinilah keluarga memegang kunci dalam mengubah budaya patriarki menjadi budaya kesetaraan.

"Keluarga harus mengembangkan potensi, baik anak perempuan dan anak laki-laki secara setara untuk menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas," jelasnya.

Pemuda Berkualitas

Lebih jauh Bintang mengatakan pengasuhan orang tua dalam lingkungan keluarga sangat penting untuk menciptakan pemuda berkualitas. Orang tua dapat membentuk dan menanamkan karakter atau jiwa kepemimpinan pada pemuda sebagai generasi penerus bangsa.

Dia menyebut kepemimpinan pada anak yaitu memperkuat kemampuan sosio-emosional anak, penting sebagai salah satu keahlian yang perlu dikuasai anak di masa transisi menuju kedewasaan. Bahkan, di tengah era digital saat ini, pemuda harus dapat beradaptasi dengan cepat bahkan menjadi pemimpin yang sesuai zaman.

"Perkembangan yang begitu cepat, anak-anak pun harus kita persiapkan untuk beradaptasi dengan cepat bahkan menjadi pemimpin yang sesuai dengan zamannya," ucapnya.

Bintang menambahkan untuk mengembangkan kemampuan sosio-emosional anak, orang tua dan keluarga harus bersama-sama mengembangkan strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak. ruf/N-3

Baca Juga: