JAKARTA - Generasi milenial dapat berperan sebagai penopang dan menggerakkan perekonomian nasional. Untuk itu, para remaja diajak untuk dapat mengelola keuangan dan investasi dengan cerdas.

Menurut Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan, dan Statistik Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Priyanto Budi Nugroho, banyaknya investor di usia muda ini menunjukkan generasi milenial di Indonesia mulai melek investasi, namun harus tetap waspada. Keinginan berinvestasi juga harus dibarengi dengan pemahaman terhadap karakteristik produk agar pemilihan produk keuangan bisa lebih tepat.

"Peran milenial akan menjadi penting disaat seperti sekarang ini. Kita harus melihat siapa penyelenggara investasi, berizin atau tidak, minimal itu. Sehingga para milenial bisa terhindar dari investasi bodong," kata Priyanto dalam webinar, Rabu (6/7).

Sesuai data LPS per Mei 2022, lanjut dia, investor pasar modal Indonesia secara demografi didominasi kelompok umur di bawah 30 tahun, yakni generasi milenial dan generasi setelahnya, yang hampir 60 persen atau tepatnya 59,8 persen dari total penduduk. Investor kelompok ini terbilang cukup besar, meskipun dana yang diinvestasikan relatif masih kecil, yaitu sekitar 53,77 triliun rupiah. Sementara, jumlah invesatasi yang berasal dari invesotor dengan rentang usia 60 tahun yang mencapai 27,5 persen atau sebesar 553 triliun rupiah.

Dalam kesempatan tersebut, Priyanto juga memberikan beberapa tips menabung dan berinvestasi yang tepat. Pertama, pangkas pengeluaran yang tidak perlu. Kedua, sisihkan untuk menabung di awal bulan dan ketiga, sebisa mungkin pisahkan rekening sesuai kebutuhan. Tetapi disitu juga para melenial harus bisa disiplin mengelola, paling tidak dua rekening tadi.

"Sedangkan tips berinvestasi, pertama para milenial harus mengenali kebutuhan dan kemampuan. Kedua, kenali produk dan jasa keuangan. Ketiga, kenali manfaat dan reisiko. Keempat, kenali hak dan kewajiban," katanya.

Butuh Perencanaan

Pada kesempatan sama, Prita Hapsari Ghozie, pakar perencana keuangan mengungkapkan bebarapa kesalahan mindset kaum milenial atau Gen Z tentang investasi. Menurutnya, investasi tidak se-instan yang digambarkan di media sosial.

"Sesorang baru melakukan financial planning setelah dia kaya. Kita tidak perlu menuggu kaya untuk melakukan perencanaan keuangan, malahan kalau kita belum kaya itulah maka kita butuh perencanaan agar saat kita dapat uang kita bisa betul-betul pergunakan untuk hal-hal yang kita butuhkan," ujarnya.

Kemudian, kata Prita, dengan melakukan perencanaan keuangan itu tidak menjadikan kita auto kaya atau kaya mendadak. Ini banyak banget salah kaprahnya. Karena paparan media sosial melihat ada orang berusia muda sudah punya ini, itu dan membuat kita ingin meniru.

Baca Juga: