JAKARTA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya 8 persen atau setara dengan 2,7 juta orang. Untuk itu, Pemerintah mendorong generasi menial untuk memulai Urban Farming atau Pertanian Perkotaan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kominfo, Septriana Tangkary dalam Pojok Literasi : "Urban Farming : Potensi Usaha Untuk Milenial". Menurutnya krisis pangan global terus meningkat. Sebab, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ada sekitar 9,3 miliar orang akan bermukim di bumi pada tahun 2050 mendatang. Ini berarti permintaan pangan akan meningkat drastis sementara jumlah sumber daya lahan dan sumber daya manusia yang bekerja di sektor pertanian akan semakin menyusut.

"Untuk ini kami mengajak para generasi muda atau milenials untuk memulai Urban Farming. Sebab, dengan adanya Urban Farming dapat meningkatkan ketahanan pangan bagi sekitar. Selain ketahanan pangan dapat tercukupi, adanya Urban Farming ini juga dapat menambah pundi-pundi ekonomi," kata Septriana dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/4).

Karena itu, tambahnya, Kementerian Kominfo turut memfasilitasi para petani untuk go online. Aplikasi ini diharapkan dapat mendukung para petani untuk memasarkan produknya secara online, sehingga dapat meningkatkan ekonomi para petani khususnya generasi milenial.

"Ini suatu kesempatan kita, peluang kita disamping pertanian, UMKM juga meningkat. Guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian Semarang, Hernowo Budi Luhur mengatakan menilik dari latar belakang, daerah Semarang memiliki luas demografis sekitar 373,7 kilometer persegi, dan sekitar 31,8 persen atau 118,96 kilometer persegi merupakan lahan pertanian, dengan luas sawah 22,19 kilometer persegi. Oleh sebab itu, dengan adanya Urban Farming khususnya daerah Semarang, diharapkan dapat membuka lapangan kerja di perkotaan terutama bagi generasi muda serta memasok pasar makanan untuk menyediakan tambahan pekerjaan dan pendapatan.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Dwi Retno Lukiwati mengungkapkan sistem Urban Farming sangat ramah lingkungan, ekonomis, dan mendukung ketahanan pangan dalam lingkup keluarga serta dapat membuka peluang usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

"Tanaman sayuran bisa dimanfaatkan untuk sumber ketahanan pangan keluarga. Budi daya ikan sekala kecil juga bisa dimanfaatkan dalam lingkup keluarga. Kalau sekala besar nanti bisa dikomersialkan dan menambah pundi-pundi ekonomi kita," tutupnya.

Baca Juga: