JAKARTA - Rusia memerintahkan pasukannya untuk menghentikan penembakan di Kota Mariupol dan Volnovakha dalam pengumuman gencatan senjata yang dikeluarkan Presiden Vladimir Putin, Sabtu (5/3). Gencatan senjata untuk memberikan kesempatan warga sipil Ukraina mengungsi.

Namun kabar dari Ukraina justru berbeda. Dilansir dari media Jerman Deutsche Welle, Minggu (6/3), Dewan Kota Mariupol telah menunda evakuasi warganya melalui koridor kemanusiaan. Merekamenuduh pasukan Rusia melanggar gencatan senjata yang dimaksudkan untuk memungkinkan warga sipil meninggalkan kota dalam waktu lima jam.

"Karena fakta bahwa pihak Rusia tidak mematuhi gencatan senjata dan terus menembaki Mariupoldan sekitarnya dan untuk alasan keamanan, evakuasi penduduk sipil telah ditunda," kata pejabat kota dalam sebuah pernyataandi media sosial.

Penasihat Presiden Ukraina Oleksiy Arestovych dalam siaran televisi mengatakan, Rusia tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata.

Koresponden DW Fanny Facsar, yang berada di Kota Chernivtsi, Ukraina barat dayamengatakan, ada beberapa skeptisisme tentang apakah gencatan senjata akan benar-benar terjadi meskipun janji telahdibuat pada perundingan babak kedua antara kedua belah pihak pada 3 Maret.

Wakil Walikota Mariupol, Serhiy Orlov, kepada media Inggris BBC sebelumnya juga mengatakan: "Rusia terus mengebom kami dan menggunakan artileri. Ini gila... Tidak ada gencatan senjata di Mariupol dan tidak ada gencatan senjata di sepanjang rute. Warga sipil kami siap untuk keluar dari kota tetapi mereka tidak dapat mengevakuasidiri di bawah penembakan."

Baca Juga: