YOGYAKARTA - Muhammadiyah hingga saat ini terus berjibaku menghalau laju pandemi. Tidak hanya di bidang medis, namun juga dari sisi sosial-ekonomi dan spiritual keagamaan. Menurut Haedar Nashir, salah satu program yang dicanankan Muhammadiyah dalam hal ini adalah vaksinasi gratis untuk semua elemen bangsa.

"Vaksinasi untuk lintas agama dan juga ikut memakamkan bagi warga yang terkena Covid-19 dari agama lain. Apa yang dilakukan Muhammadiyah secara meluas di berbagai programnya ini merupakan wujud dari keinginan Muhammadiyah menjadi solusi untuk negeri di kala pandemi," ungkap Ketua Umum PP Muhammadiyah dikutip dari rilis pers, Rabu (21/7).

Covid-19 merupakan musuh bersama yang menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang. Jumlah pasien yang terinfeksi juga terus bertambah, bukan hanya di negara lain, di Indonesia pun terus mengalami peningkatan. Haedar mengajak seluruh elemen bangsa agar memiliki solidaritas sosial untuk menghadapi dan menekan pandemi, tanpa memandang suku, budaya, bangsa atau agama.

"Kita tidak bisa berpikir, bekerja, secara eksklusif sendiri-sendiri, tetapi harus bersama-sama. Dengan kebersamaan kita bisa meringankan beban masalah ini seberat apapun," tegas Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogayakarta ini.

Selain memiliki keinginan menjadi agen solutif, Haedar menerangkan Muhammadiyah juga memiliki pandangan keagamaan yang inklusif dalam urusan muamalah-duniawiyah. Sebab perbedaan dalam Islam merupakan salah satu medium saling mengenal, mencintai, toleran, dan membantu. Karenanya, Muhammadiyah menyelenggarakan vaksinasi lintas agama dan terlibat aktif dalam prosesi pemakaman lintas akidah.

"Dalam perspektif ini, maka Muhammadiyah menyelenggarakan vaksinasi dan membantu prosesi pemakaman lintas agama merupakan ikhtiar kolektif kami agar bangsa ini selain mampu mengatasi pandemi dengan kebersamaan dan menjadi momentum merekat persatuan," tutur Haedar.

Jika pandemi telah berakhir, Haedar menegaskan Muhammadiyah akan terus berpandangan inklusif dalam menolong dan membantu kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Dari sisi keagamaan, Muhammadiyah juga akan terus konsisten menyebarkan nilai-nilai keagamaan yang wasathiyyah berkemajuan yang dapat merekat persatuan nasional.

"Bangsa Indonesia dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika itu bisa berdiri tegak karena persatuan dari seluruh komponen bangsa. Umat Islam sebagai kekuatan mayoritas, menjadi teladan sejak perjuangan kemerdekaan hingga saat ini untuk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan golongan," tutur Haedar.

Baca Juga: