Bawang merah menjadi komoditas pangan dengan tingkat inflasi bulanan tertinggi pada April lalu karena persediaan di beberapa wilayah turun.

JAKARTA - Pemerintah berupaya meredam gejolak harga bawang merah yang berlangsung pasca-Lebaran. Salah satunya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memasifkan gerakan pangan murah (GPM) sejak 29 April-8 Mei dan di 63 titik area Jakarta dan 2 Pasar Mitra Tani Hortikultura (PMTH).

Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bapanas, Maino Dwi Hartono, menuturkan program GPM dilakukan untuk menyikapi tingginya harga bawah merah yang dalam waktu dua minggu terakhir. "Ini menjadi salah satu bentuk kehadiran pemerintah kepada masyarakat untuk memberikan bahan pangan pokok dengan harga yang lebih murah dan terjangkau," ujarnya saat melakukan monitoring pelaksanaan GPM di Kantor Kelurahan Kalibata Pancoran, Jakarta Selatan, dan Susukan Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (3/5).

Kegiatan ini, terangnya, merupakan kolaborasi Bapanas bersama Kementan, Pemerintah Provinsi Jakarta, BUMN, BUMD, beserta Champion Bawang Merah binaan Kementan. Tersedia lengkap ada sembilan bahan pokok, seperti beras, telur ayam, cabai merah keriting, cabai rawit merah, hingga minyak goreng.

Eko Setyobudi, pedagang makanan, mengungkapkan bawang merah yang dibanderol dengan harga 35.000 rupiah per kilogram (kg), kualitasnya lebih bagus dan terjangkau masyarakat. "Belanja di sini lebih murah dan kualitas barang lebih bagus dan terjangkau. Sosialisasi keberadaan pasar dan program ini perlu lebih digencarkan agar masyarakat sekitar dapat belanja dengan harga yang murah," ungkapnya.

Senada, Maryati, pembeli di Pasar Mitra Tani Hortikultura (PMTH) Pasar Minggu. Dia sangat mengapresiasi GPM, khususnya bawang merah. "Alhamdulillah, harga bawang merah di sini sangat murah, karena kalau di pasar bisa sampai 65.000-70.000 rupiah (per kg), di sini cuma 35.000 rupiah (per kg). Kami sangat terbantu dengan adanya pasar murah ini," ungkap Maryati.

Sebelumnya, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan harga bawang merah akan turun dalam sebulan ke depan. "Jadi bawang merah itu dalam 30 hari, 40 hari ke depan kondisinya akan baik," ujar Arief.

Adapun tren harga bawang merah dalam sepekan terakhir telah turun. Berdasarkan Panel Harga Pangan Bapanas per 29 April sampai 2 Mei 2024, rerata harga bawang merah nasional sebesar 50.830 rupiah per kg, turun dibandingkan pekan sebelumnya sebesar 52.920 rupiah per kg.

Inflasi Tertiggi

Seperti diketahui, bawang merah adalah komoditas pangan dengan tingkat inflasi bulanan tertinggi pada April lalu karena persediaan di beberapa wilayah turun. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga bawang merah pada April lalu mengalami inflasi sebesar 30,75 persen secara bulanan atau month-to-month (mtm).

"Inflasi ini adalah yang tertinggi selama periode Januari 2021 sampai April 2024 untuk bawang merah," ujar Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, di Jakarta, Kamis, pekan lalu.

Dia menyampaikan bahwa menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan sangat tinggi yang terjadi di wilayah utara Jawa Tengah menyebabkan banjir yang mengganggu produksi di wilayah sentra produksi bawang merah, seperti Brebes, Cirebon, Kendal, Demak, Grobogan, dan Pati. Dengan andil terhadap inflasi bulanan sebesar 0,14 persen, bawang merah merupakan satu dari enam komoditas pangan dengan andil inflasi tertinggi selama bulan lalu.

BPS mencatat bahwa inflasi bulanan pada April 2024 mencapai 0,25 persen mtm dengan tingkat inflasi tahunan sebesar 3 persen secara year-on-year (yoy) dan inflasi tahun kalender sebesar 1,19 persen year-to-date (ytd).

Baca Juga: