Rusia mengecam sejumlah negara Eropa yang menolak permintaan pesawat Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov untuk menembus wilayah udara mereka. Hal ini sebabkan, Lavrov harus membatalkan perjalanan ke negara sekutunya, Serbia.

"Hal yang tak terpikirkan telah terjadi... Ini adalah perampasan hak negara berdaulat untuk menjalankan kebijakan luar negeri," ujar Lavrov saat pernyataan pers di Moskow, Senin (6/6), yang dikutip dari AFP.

Lavrov diagendakan terbang ke Beogard untuk menjadi pembicaraan dengan pejabat tinggi, salah satu dari sedikit sekutu Moskow yang tersisa di Eropa. Lavrov menyebutkan langkah itu sebagai "keterlaluan", bersikeras bahwa hubungan Moskow dengan Beograd tidak akan "hancur".

Dirinya juga menyebutkan Moskow telah mengundang rekannya dari Serbia Nikola Selakovic untuk mengunjungi Rusia dalam waktu dekat.

Kemudian, Kremlin juga turut mengutuk tindakan itu. Juru bicara Presiden Vladimir Putin mengatakan mereka melakukan "tindakan bermusuhan".

"Kami yakin bahwa tindakan seperti itu tidak akan dapat mencegah kelanjutan kontak negara kami, terutama dengan negara-negara sahabat," ujar Dmitry Peskov.

Lavrov belakangan terpaksa mengagalkan perjalanan ke Jenewa untuk pembicaraan perlucutan senjata pada akhir Februari, setelah Uni Eropa menutup wilayah udaranya untuk penerbangan Rusia. Seorang sumber diplomatik Rusia menyebutkan kepada kantor berita Interfax bahwa tidak ada pilihan selain membatalkan kunjungan ke Serbia.

Bulgaria, Makedonia dan Montenegro merupakan negara yang menolak permohonan dari Rusia agar pesawat Lavrov melewati wilayah udara mereka dalam perjalanan ke Serbia. Penolakan tersebut diterapkan karena sanksi yang dijatuhkan atas invasi Moskow ke Ukraina.

Atanas Atanasov, ketua bersama dari sayap kanan Demokrat Bulgaria, yang juga koalisi berkuasa, menjelaskan keputusan tersebut kepada televisi publik BNT pada Senin.

"Ini adalah bagian dari langkah-langkah yang ditempatkan dunia bebas di Rusia dan mereka harus melanjutkan. Hal-hal ini mencerminkan aktivitas negara Rusia dan ini adalah tujuan dari tindakan yang dilakukan," ujarnya.

Namun, Serbia telah mengecam aksi militer Rusia di Ukraina, Serbia belum bergabung dengan Uni Eropa dalam menjatuhkan sanksi di Moskow, meskipun ada tawaran untuk bergabung dengan blok itu.

Kedua negara menikmati hubungan dekat yang lama dan Beograd baru-baru ini menandatangani kontrak tiga tahun baru untuk menerima gas alam Rusia.

Baca Juga: