Tiongkok menjadi sorotan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels. Para pemimpin NATO mendesak Tiongkok untuk bersikap tegas dalam menegakkan ketertiban internasional dengan tidak mendukung Rusia dalam bentuk apapun.

"Pesan kami kepada Tiongkok adalah bahwa mereka harus bergabung dengan seluruh dunia dan dengan jelas mengutuk perang brutal melawan Ukraina," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam konferensi pers setelah pertemuan para pemimpin, dikutip CNBC International, Jumat (25/3).

"Kami menyerukan kepada semua negara, termasuk Tiongkok untuk tidak mendukung upaya perang Rusia dengan cara apa pun, dan menahan diri dari tindakan apa pun yang membantu Rusia menghindari sanksi," bunyi dokumen NATO, dikutip dari Russia Today (RT).

Dalam sebuah pernyataan bersama, para pemimpin NATO menyatakan keprihatinan terkait pernyataan pejabat Tiongkok. Selain itu, Tiongkok juga didesak untuk tidak memperkuat narasi palsu Kremlin, terutama soal perang dan NATO.

Seorang pejabat senior mengatakan Tiongkok merupakan topik besar dalam KTT NATO. Pejabat tersebut menyebut terdapat pengakuan bahwa Tiongkok perlu memenuhi tanggung jawabnya dalam komunitas internasional sebagai anggota Dewan Keamanan PBB.

"Kami perlu terus menyerukan kepada Tiongkok untuk tidak mendukung Rusia dan agresinya terhadap Ukraina, dan bahwa kami membutuhkan Tiongkok untuk menyerukan diakhirinya konflik secara damai sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab," ujar pejabat tersebut.

Sebelumnya, Tiongkok menjadi sorotan publik usai menyatakan dukungan terhadap wacana Presiden Rusia Vladimir Putin untuk datang ke Indonesia dalam acara KTT G20.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin menuturkan, Rusia merupakan anggota penting G20. Dengan begitu, tak ada anggota yang berhak untuk menghentikan kedatangan orang nomor satu di Rusia itu ke Indonesia.

"Tidak ada anggota yang memiliki hak untuk memberhentikan negara lain sebagai anggota. G20 harus menerapkan multilateralisme yang nyata, memperkuat persatuan dan kerja sama," kata Wang dalam jumpa pers, dikutip dari Reuters, Kamis (24/3).

Baca Juga: