Afrika Selatan melaporkan hampir 20 ribu kasus baru COVID-19 varian B.1.1.529 alias Omicron.

Diketahui, terdapat 36 orang meninggal dunia di hari yang sama, per Rabu (8/12).

Catatan yang terkena infeksi di Afrika Selatan mencetak rekor tertinggi sejak varian Omicron dilaporkan. Para ahli Afrika Selatan mengklaim gelombang empat yang kembali terlihat di negaranya dipicu varian Omicron.

Namun, hingga kini belum diketahui secara jelas jumlah yang terinfeksi akibat COVID-19 Omicron. Hal ini dikarenakanhanya sebagian kecil sampel yang di-sequencing di Afsel.

Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) melaporkan statistik terkait jumlah kasus yang dikonfirmasi di negara itu yakni menjadi 3,071 juta, dengan lebih dari 90.000 kematian terkait COVID-19 sejak pandemi dimulai.

Dilaporkan, varian Omicron lebih menular dibandingkan varian sebelumnya, akan tetapi gejalanya tergolong ringan, dengan tingkat rawat inap yang lebih rendah, khususnya bagi para pasien yang divaksinasi.

Sementara itu, varian Omicron ini membawa dampak bagi kondisi ekonomi di Afsel lantaran banyak negara yang melarang perjalanan internasional dari negaranya sejak pada ilmuwan setempat berhasil mengidentifikasi varian Omicron.

Lebih lanjut, Presiden Cyril Ramaphosa akan melakukan pertemuan dengan pejabat senior yang bertanggung jawab atas respons COVID-19 dalam pekan ini serta akan memutuskan apakah akan memperketat pembatasan seperti lockdown tingkat rendah.

Namun, mengingat kapasitas rumah sakit yang tergolong tidak kewalahan maka pertemuan tersebut diduga tidak mungkin dilakukan.

Sebagai informasi, Regulator kesehatan Afrika Selatan SAHPRA telah menyetujui suntikan ketiga atau booster vaksin COVID-19 Pfizer untuk orang dewasa dan anak-anak di atas usia 12 tahun pada Rabu, (8/12).

Baca Juga: