Presiden Rusia Vladimir Putin menolak kalah dalam melancarkan invasi ke Ukraina, hal tersebut disampaikan oleh Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) Bill Burns.

"Saya pikir dia (Putin) berpikir bahwa dia tidak boleh kalah (di Ukraina)," ujar Burns pada Sabtu (7/5).

Burns mengatakan Putin meneguhkan kemampuan militer Rusia untuk menekan perlawanan Ukraina, meski pihaknya kalah di beberapa pertarungan kunci.

Bukan cuma itu, Putin juga diprediksi bakal meningkatkan serangannya di Ukraina.

"Saya pikir dia sekarang ini berpikir bahwa melipatgandakan serangan dapat membuat situasi berkembang," ujar Burns yang dikutip dari AFP.

Namun demikian, Burns menyebutkan bahwa dirinya tidak melihat kode Rusia bakal memakai senjata nuklir dalam pertarungan di Ukraina.

"Kami tidak melihat, sebagai komunitas intelijen, bukti praktis bahwa Rusia berencana menempatkan dan menggunakan senjata nuklir taktis pada titik ini," kata Burns.

Meski begitu, Rusia ditengarai menempatkan senjata nuklir mereka dalam siaga tinggi sejak negara itu menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.

Bermula dari hal tersebut, Putin memakai sedikit keinginannya untuk menggunakan senjata nuklir dalam konflik di Ukraina. Dirinya juga mewanti-wanti Rusia bisa saja menggunakan senjata nuklir jika ada negara yang ikut campur secara langsung soal invasinya ke Ukraina.

Sampai saat ini, Rusia berfokus pada serangan mereka di wilayah Donbas dan wilayah timur Ukraina lainnya. Pergerakan fokus ini dilakukan setelah Moskow gagal menguasai Ibu Kota Kyiv.

Putin kemudian disebut akan mengumumkan deklarasi perang dan ultimatum bagi negara Barat dalam pidatonya di Hari Kemenangan Rusia besok, Senin (9/5).

Pada momentum Victory Day merupakan hari peringatan Uni Soviet mengalahkan invasi tentara Nazi Jerman pada Perang Dunia II.

Baca Juga: