Pada beberapa waktu lalu beberapa ilmuwan di seluruh dunia melakukan aksi menuntut pemerintah dan pemimpin bisnis terkait isu krisis iklim. Peter Kalmus adalah salah satu seorang ilmuwan iklim dari NASA yang turun dalam aksi Scientist Protest 2022. Kalmus dan beberapa ilmuwan lainnya membuat aksi di depan gedung J.P. Morgan, California. Aksinya viral menuai banyak asumsi.

Menurut Mirror Now, Kalmus memilih demo di depan J.P. Morgan, California karena para ilmuwan menganggap tempat itu sebagai bank yang paling banyak mendanai perusahaan yang memakai bahan bakar fosil.

Dalam aksinya, sambil berorasi, Kalmus bersama rekannya merantai tangannya sendiri di depan pintu masuk JPMorgan Chase Bank. Dirinya juga memaparkan bahwa para ilmuwan telah mengingatkan para pemimpin bisnis dalam beberapa decade tetapi para ilmuwan tetap diabaikan

Kalmus menginginkan pemimpin bisnis mendengarkan dan mengkaji dengan serius masalah krisis iklim. Apabila pemangku bisnis tidak melakukan perubahan, manusia akan kehilangan segalanya yang dalam artian bumi yang kita tinggali akan berdampak lebih parah dari sebelumnya.

Diamankan 100 Polisi dengan Atribut Lengkap

Dari aksi yang dilakukan oleh Kalmus dan beberapa ilmuwan lainnya, alih-alih didengar oleh para pemimpin bisnis, para ilmuwan malah didatangkan sekitar 100 polisi dengan menggunakan peralatan lengkap.

"We are gonna lose everything and we are not joking, we are not lying this is so bad everyone!", Dalam artian bahasa Indonesia adalah "Kita akan kehilangan segalanya dan kami tidak bercanda, kami tidak berbohong ini sangat buruk semuanya!", cetus Peter Kalmus saat orasi dengan nada gemetar dan mata berkaca-kaca. Pada akhirnya, Peter Kalmus bersama rekan dan ilmuwan lainnya diamankan polisi berakhir karirnya diancam.

Aksi demo XR Protest di depan Kantor Pusat Shell

Selain aksi di JP Morgan, kegiatan Scientist Protest 2022 juga dilakukan di Inggris. Para ilmuwan dan para aktivis XR (Extinction Rebellion) juga demo di depan kantor pusat Shell. Pada aksi di depan kantor Shell kali ini, para pendemo sampai masuk ke dalam kantor pusat Shell dan di dalam kantor mereka melakukan aksi ekstrim seperti merekatkan tangan di tembok menggunakan lem.

Selain itu truk pengangkut bahan bakar seperti bensin juga dicegat oleh para demonstran yang ada di jalanan hingga tidak diberi lewat. Tidak hanya perusahaan minyak dan gas, para ilmuwan juga demo di depan gedung-gedung parlemen dan pemerintahan di beberapa wilayah di berbagai negara.

Menimbulkan Pro dan Kontra

Demo ini juga ada di Jerman, Meksiko, Spanyol, tetapi nasib dari para pendemo tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan dengan Peter Kalmus yaitu berakhir ditangkap polisi dan aksi mereka dibubarkan secara paksa.

Aksi Scientist Protest 2022 ini kemudian menjadi perbincangan dunia karena menimbulkan pro dan kontra. Beberapa orang mengatakan bahwa para pendemo wajar saja apabila ditangkap karena sudah cukup mengganggu. Tetapi ada juga beberapa yang mengatakan bahwa aksi ini memang wajar untuk sampai para ilmuwan bertindak ekstrim karena isu ini menjadi urgensi yang sangat penting dan tidak tahu lagi bagaimana cara untuk menyampaikannya.

Baca Juga: