Perjalanan kereta bawah tanah Brooklyn, New York City, Amerika Serikat (AS) telah kacau usai pada hari Selasa (12/4) telah terjadi penembakan.

Penembakan berakibat korban luka dalam serangan ini bertambah dari 13 orang menjadi 16 orang. Pelaku penembakan, yakni seorang pria bersenjata dan bermasker gas masih buron. Dirinya meledakkan bom asap dan kemudian melepaskan tembakan.

Komisaris Polisi New York Keechant Sewell dalam catatan awal menyebutkan sepuluh orang tertembak dalam insiden tersebut.

Meski demikian, setelah ada pembaruan informasi, jumlah korban luka diketahui sebanyak 16 orang.

Sewell menerangkan bahwa pelaku penembakan masih dalam pencarian. Namun, dia menyebutkan untuk saat ini insiden tersebut tidak diselidiki sebagai tindakan terorisme.

Dalam video yang beredar dari insiden tersebut menunjukkan asap mengepul saat gerbong kereta memasuki stasiun 36th Street di lingkungan Sunset Park Brooklyn dan membuka pintunya.

Sejumlah penumpang yang terjebak di dalam berhamburan, beberapa di antaranya jatuh ke lantai. Gambar lain memperlihatkan ada garis-garis darah di peron.

"Pagi ini, ketika kereta N tujuan Manhattan menunggu untuk memasuki stasiun 36th Street, seseorang di kereta itu mengenakan apa yang tampak seperti masker gas, dia kemudian mengeluarkan sebuah tabung dari tasnya dan membukanya," kata Sewell, yang dikutip dari Reuters, Rabu (13/4).

"Kereta pada waktu itu mulai dipenuhi asap. Dia kemudian melepaskan tembakan, menyerang banyak orang di kereta bawah tanah dan di peron," kata Sewell.

Penembak diketahui ciri-cirinya sebagai laki-laki kulit hitam dengan tubuh yang berat, mengenakan rompi tipe konstruksi warna hijau dan kaus berkerudung.

Sementara itu, keadaan diluar stasiun 36th Street, di daerah yang terkenal dengan Chinatown yang berkembang pesat dan pemandangan Patung Liberty, pihak berwenang menutup selusin blok dan menutup daerah tersebut dengan pita tempat kejadian perkara (TKP) warna kuning.

Selain itu, Tacho Ramos, yang bekerja di deli dekat stasiun, menyebutkan awalnya mengira terjadi perkelahian di kereta ketika dia melihat keributan.

"Tapi kemudian saya melihat semua polisi...Negara ini seperti itu. Ini gila. Hari ini New York, besok Washington, lalu Chicago," ujarnya.

Baca Juga: