Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengemukakan pengeluaran militer global telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa hingga melebihi 2 triliun dolar Amerika Serikat (AS) atau setara 28 ribu triliun rupiah pada tahun 2021. Lembaga think-tank pertahanan terkemuka yang berbasis di Swedia tersebut menuturkan AS, Tiongkok, India, Inggris dan Rusia menyumbang 62 persen dari pengeluaran global.

"Pada tahun 2021 pengeluaran militer naik untuk ketujuh kalinya berturut-turut mencapai 2,1 triliun Dolar AS. Itu adalah angka tertinggi yang pernah kami miliki," Diego Lopes da Silva, peneliti senior di SIPRI, mengatakan kepada kantor berita AFP.

Data baru yang diterbitkan pada hari Senin (25/4) menunjukkan negara-negara di seluruh dunia telah meningkatkan persenjataan mereka terlepas dari kejatuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19. SIRPI melaporkan pengeluaran militer global mencapai 2,113 triliun dolar AS atau 0,7 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini bahkan 12 persen lebih tinggi dari tahun 2012.

Negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga dilaporkan meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka. Al Jazeera merangkum delapan negara anggota mencapai 2 persen dari PDB negaranya masing-masing.

AS yang memuncaki daftar negara dengan pengeluaran pertahanan tertinggi dengan jumlah pengeluaran mencapai 801 miliar dolar AS. Walaupun jumlah pengeluaran menurun 1,4 persen pada 2021, namun AS masih menjadi yang tertinggi di dunia.

"Pemerintah AS telah berulang kali menekankan perlunya mempertahankan keunggulan teknologi militer AS atas pesaing strategis," Alexandra Marksteiner, peneliti lain di SIPRI, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Sedangkan pengeluaran pembelanjaan pertahanan Tiongkok menjadi yang terbesar kedua di dunia dengan 293 miliar dolar AS pada 2021. SIPRI mencatat peningkatan sebesar 4,7 persen dari tahun sebelumnya, sekaligus menandai peningkatan pengeluaran selama 27 tahun berturut-turut.

Tingginya belanja militer Tiongkok turut mendorong negara tetangga regionalnya meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka. Jepang misalnya, negeri Sakura itu menambahkan 7 miliar dolar AS atau setara 7,3 persen dalam pengeluarannya tahun ini. Jumlah ini sekaligus mencatatkan peningkatan tahunan tertinggi sejak 1972.

Rusia yang menginvasi Ukraina, telah mengeluarkan 65,9 miliar dolar AS untuk keperluan pertahanan pada 2021, naik 2,9 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah ini bahkan setara 4,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) Rusia pada tahun tersebut.

India yang menjadi negara dengan pengeluaran militer tertinggi ketiga di dunia menghabiskan 76,6 miliar dolar AS untuk belanja pertahanan. SIPRI mencatat 0,9 persen peningkatan dalam belanja pertahanan negara tersebut.

Baca Juga: