Gempa Bogor, Warga Mesti Waspada

BOGOR - Masyarakat Bogor diminta waspada usai terjadinya gempa bumi dengan magnitude 4,0. Gempa yang mengguncang barat daya Kota Bogor, Jumat (8/12) dini hari itu, menyebabkan gempa tektonik lokal Gunung Salak mengalami peningkatan. "Beruntung, gempa vulkanik sebagai indikasi aktivitas Gunung Salak tidak terekam," kata Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, Senin (11/12).

Dia menjelaskan, dari sisi kegempaan cenderung normal. Akan tetapi, tetap perlu diwaspadai terjadinya erupsi freatik berupa semburan lumpur atau erupsi uap air yang dapat terjadi tiba-tiba pascakenaikan gempa tektonik lokal.

Lebih lanjut Hendra mengingatkan bahwa musim hujan membuat kelembaban udara sekitar kawah menjadi lebih tinggi. Ini membuat gas-gas vulkanik akan sulit terurai. Kondisi itu dapat menyebabkan konsentrasi gas-gasnya meningkat dan dapat membahayakan kehidupan.

Hendra menyatakan, tingkat aktivitas Gunung (api) Salak tidak meningkat secara vulkanik dan tetap berada pada status level I atau normal. Dalam tingkat aktivitas level I tersebut, masyarakat direkomendasikan untuk tidak memasuki kawah dalam radius 500 meter dari kawah-kawah aktif di Gunung Salak seperti Kawah Ratu, Kawah Hirup, dan Kawah Paeh.

Initerutama saat musim hujan guna menghindari akumulasi gas berbahaya. Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Salak.

"Gempa tektonik lokal mengalami peningkatan jumlah gempa di atas empat kali kejadian per hari," ujarnya. PVMBG mencatat ada delapan kejadian gempa tektonik lokal di Gunung Salak tanggal 6 Desember. Lalu tercatat tujuh kali kejadian tanggal 7 Desember. Kemudian, tujuh kali tanggal 8 Desember.

Baca Juga: