Sepanjang tahun 2024, serangan gelombang panas di Thailand telah merenggut puluhan nyawa bahkan telah membuat pulau-pulau wisata terkenal di Negeri Gajah Putih ini mengalami krisis kekurangan air.
BANGKOK - Serangan gelombang panas telah menewaskan 61 orang di Thailand sepanjang tahun 2024, lebih banyak dibandingkan seluruh tahun 2023, kata kementerian kesehatan pada Jumat (10/5) setelah beberapa pekan cuaca terik mendera di seluruh wilayah di Negeri Gajah Putih ini.
"Di wilayah timur laut Thailand yang merupakan jantung sektor pertanian merupakan wilayah dengan jumlah kematian tertinggi," kata kementerian tersebut.
Gelombang cuaca yang sangat panas melanda Thailand dalam beberapa pekan terakhir, mendorong pihak berwenang mengeluarkan peringatan tentang serangan cuaca panas hampir setiap hari.
Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia akan menghasilkan gelombang panas yang lebih sering, lebih lama, dan lebih hebat.
Meskipun fenomena El Nino turut mendorong terjadinya cuaca yang sangat hangat pada tahun 2024, Asia juga mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan rata-rata global, menurut Organisasi Meteorologi Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Apichart Vachiraphan, wakil Dinas Pengendalian Penyakit Thailand, memperingatkan orang-orang dengan kondisi medis untuk membatasi waktu mereka di luar ruangan.
Thailand pada tahun 2024 ini mengalami penundaan musim hujan, dengan cuaca panas terik yang berlangsung lebih lama dari biasanya.
Sementara badai telah melanda sebagian wilayah kerajaan pada pekan ini, menurunkan suhu namun menimbulkan peringatan dari pihak berwenang mengenai potensi banjir bandang.
Pada bulan April, Thailand melaporkan bahwa suhu mencapai 44,2 derajat Celsius tercatat di provinsi utara Lampang. Suhu itu sedikit di bawah rekor nasional sepanjang masa sebesar 44,6 derajat Celsius yang dicapai pada tahun 2023.
Krisis Air
Sementara itu pada Kamis (9/5) lalu dilaporkan bahwa pulau-pulau wisata Thailand yang mempesona dan dipopulerkan oleh film Hollywood berjudulThe Beach, tengah menghadapi krisis kekurangan air yang parah menyusul gelombang panas yang melanda seluruh Asia, kata seorang pejabat pariwisata dan penduduk setempat.
Kepulauan Koh Phi Phi, di lepas pantai barat Thailand selatan yang mampu menarik ratusan ribu pengunjung ke pantainya yang masih asli dan perairan biru kehijauan setiap tahunnya, merupakan kepulauan yang mengalami krisis tersebut.
"Perusahaan swasta yang menyediakan air ke pulau-pulau tersebut, mungkin harus menghentikan pasokannya," kata Wichupan Phukaoluan Srisanya, presiden Asosiasi Hotel Krabi, yang mewakili hotel-hotel di wilayah tersebut, kepadaAFP.
Pihak berwenang di pulau tersebut telah membahas pengiriman air dari daratan jika cuaca kering terus berlanjut, kata dia, namun akan menundanya dengan harapan musim hujan akan tiba pada bulan Mei.
Warga yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan kepadaAFPbahwa mereka sebenarnya telah menderita kekurangan air bersih selama berbulan-bulan dan akibat krisis ini sejumlah hotel terpaksa harus membatasi untuk menerima tamu. AFP/I-1