Dalam jangka panjang, dibutuhkan strategi sistematis dengan memanfaatkan potensi besar dalam negeri untuk menggenjot produksi pangan.

JAKARTA - Pemerintah memastikan cadangan beras pemerintah (CBP) dalam kondisi aman meskipun di tengah tingginya harga kebutuhan pokok tersebut. Pada saat bersamaa, beragam cara dilakukan untuk meredam gejolak harga di pasaran, termasuk mengintervensi pasar.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Isy Karim, memaparkan berdasarkan pemantauan di aplikasi Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP), cadangan beras nasional aman. Karena itu, dia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir.

"Pemerintah telah menyiapkan lebih dari 1,2 juta ton beras cadangan, ditambah dengan cadangan untuk keperluan komersial menjadi 1,4 juta ton. Kenaikan harga beras dalam beberapa waktu terakhir di beberapa wilayah juga telah diintervensi pemerintah," sebutnya dalam virtual FMB9 terkait Persiapan Ramadan,Kondisi Harga Bahan Pokok, Senin (4/3).

Isy Karim memaparkan situasi yang terjadi saat ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang mempengaruhi masa tanam, terutama untuk beras premium yang hampir seluruhnya beras lokal. Karena itu, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah strategis seperti impor dan peningkatan subsidi pupuk untuk memastikan ketahanan pangan.

Karim juga menyinggung pemerintah memilih untuk tidak merelaksasi harga eceran tertinggi (HET), tetapi membanjiri pasar dengan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk mengendalikan harga.

Dekan Pertanian Universitas Sriwijaya, Ahmad Muslim, menilai menjelang Ramadan seperti saat ini, permintaan beras memang biasanya meningkat. Hal ini disebabkan faktor psikologis masyarakat yang ingin memastikan pada waktu ini kebutuhannya aman, sehingga cenderung lebih banyak dalam membeli bahan pokok.

"Untuk jangka panjang, diperlukan strategi sistematis yang memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Indonesia," jelasnya dalam diskusi yang sama.

Menurut Ahmad, faktor utama rendahnya produksi beras di Indonesia adalah luas lahan padi yang masih rendah, yaitu sekitar 10,2 juta hektare (ha). Idealnya, untuk mencapai swasembada, dibutuhkan luas lahan padi 40 juta ha dengan asumsi 500 meter persegi per kapita.

Dia juga melihat perubahan iklim menjadi salah satu faktor utama yang membuat Indonesia rentan terhadap penyakit tanaman padi. Karena itu, diversifikasi beras dengan varietas yang lebih sehat juga perlu dipertimbangkan.

Gerak Cepat

Menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1445 H, pemerintah bergerak cepat memastikan stabilitas ketersediaan pangan di seluruh wilayah Indonesia. Berbagai strategi telah disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan dan menjaga harga bahan pokok tetap stabil.

Direktur Distribusi dan Cadangan Makanan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rachmi Widiriani, menjelaskan dalam rapat koordinasi yang dipimpin bersama Kemendagri telah dipastikan bahwa semua pihak terkait siap mendukung ketersediaan pangan selama periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

"Keputusan rapat koordinasi juga mencakup penggiatan gerakan pangan murah di seluruh provinsi dan kabupaten/kota dengan mitra asosiasi dan BUMN yang menawarkan harga lebih terjangkau," ujarnya.

Lebih lanjut, Rachmi menegaskan pada rapat tersebut juga tidak ada wacana untuk menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras.

Baca Juga: