Presiden Rusia Vladimir Putin buka suara terkait perkembangan sanksi ekonomi yang dijatuhkan Barat atas perang di Ukraina. Menurutnya, Rusia telah lepas dan mampu mengatasi dampak sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara Barat.
"Kami pikir puncak situasi (kesulitan ekonomi) telah berlalu. Situasi menjadi normal," kata Putin dalam Forum Ekonomi Timur di Kota Vladivostok, dikutip dari AFP, Kamis (8/9).
Putin juga menunjukkan adanya peningkatan indikator ekonomi, termasuk tingkat pengangguran di Rusia yang menurun berada di angka 3,9 persen. Adapun inflasi di Rusia yang juga mulai menurun.
Meski begitu, Putin tetap mewaspadai ancaman negara Barat yang mempengaruhi perekonomiannya.
"Kenaikan harga masih merupakan ancaman tertentu. Ini mempengaruhi standar hidup dan ekonomi secara keseluruhan," ucapnya.
"Masih ada 'masalah' terkait pengenaan sanksi, khususnya bagi perusahaan yang dipasok Eropa," tambahnya.
Di satu sisi, ia optimis ekonomi Rusia akan tetap stabil. Menurut Putin, sumber daya alam yang melimpah milik Rusia mampu melindungi negaranya.
"Rusia mungkin satu-satunya negara yang mampu mandiri dalam sumber daya alam, saat satu per satu, pekerjaan perusahaan menghilang di Eropa," ujar Putin.
Sebagai informasi, sanksi Barat telah menargetkan sektor energi dan perbankan Rusia pada khususnya. Inflasi di negara itu melonjak ke level tertinggi dua dekade di bulan April. Sejak itu agak melambat, tetapi tetap tinggi, berdiri di 15,1 persen di bulan Juli.
Bank sentral Rusia memproyeksikan kontraksi ekonomi antara empat dan enam persen untuk seluruh 2022 dan kemudian kontraksi lebih lanjut antara satu dan empat persen untuk 2023, sebelum pertumbuhan meningkat lagi pada 2024.