India sukses meluncurkan roket terbarunya yakni Small Satellite Launch Vehicle (SSLV) setinggi 112 kaki atau setara 34 meter dari Pusat Luar Angkasa Satish Dhawan di pantai tenggara India pada akhir pekan lalu, Sabtu (6/8). Namun, roket pendorong gagal menempatkan dua satelitnya ke orbit karena mengalami gangguan pasca lepas landas.
"Performa kendaraan secara keseluruhan sangat baik-baik pada awalnya, tetapi pada akhirnya meninggalkan dua satelit di orbit yang salah. Satelit ditempatkan di orbit elips di tempat orbit melingkar," Ketua Organisasi Peneliti Luar Angkasa India (ISRO), S. Somanath dalam sebuah pernyataan video pasca peluncuran, dikutip dari Space, Rabu (10/8).
Adapun gagalnya roket baru India mengirimkan muatan satelitnya ke orbit yang diinginkan akibat terjadi permasalahan pada sensor. Tiga tahap roket berbahan bakar padat berkinerja dengan baik, tetapi tahap keempat dan terakhirnya modul pemangkas kecepatan (VTM) berbahan bakar cair, mengalami hambatan. Setelah lebih dari lima jam lepas landas, ISRO mengumumkan misi tersebut gagal.
Seharusnya, kedua satelit ditempatkan dalam orbit melingkar 356 kilometer di atas Bumi, namun roket meninggalkan kedua satelit dalam orbit yang berjarak sekitar 356 kilometer hingga 76 kilometer.
"Orbit itu tidak stabil, dan satelit-satelit itu sudah turun, dan tidak dapat digunakan," ucap Somanath.
Pejabat ISRO mengatakan bahwa kegagalan sensor yang tidak terdeteksi pada waktunya untuk beralih ke tindakan penyelamatan menyebabkan masalah orbit. Sejauh ini kegagalan tersebut masih dalam proses investigasi secara mendalam.
"Apa yang akan kami lakukan sekarang adalah mengidentifikasi masalah khusus ini dan mengapa isolasi ini terjadi dan mengapa ia masuk ke orbit yang tidak dapat diterima," ujar Somanath.
Somanath menjelaskan, ISRO akan menggunakan penyelidikan itu untuk memperbaiki masalah untuk uji terbang kedua roket SSLV.
"Tapi untuk masalah itu, kami tidak bisa melihat anomali lainnya. Setiap elemen baru lainnya yang telah dimasukkan ke dalam roket ini bekerja dengan sangat baik," tuturnya.
Muatan utama pada misi uji hari Sabtu (6/8) adalah EOS-02, satelit pengamatan Bumi eksperimental seberat 300 pon atau setara 135 kilogram. Sementara itu, satelit kedua yang naik pada hari Sabtu adalah cubesat seberat 18 pon atau setara 8 kg yang disebut AzaadiSAT.
Pesawat ruang angkasa kecil ini dimuat dengan 75 muatan berbeda, yang dibangun oleh siswa perempuan di seluruh India untuk melakukan berbagai "eksperimen femto".
"Satelit seri microsat ini menawarkan penginderaan jauh optik canggih yang beroperasi di pita inframerah dengan resolusi spasial tinggi," tulis pejabat ISRO.
"Muatannya termasuk transponder UHF-VHF yang bekerja di frekuensi radio ham untuk memungkinkan transmisi suara dan data untuk operator radio amatir, penghitung radiasi berbasis dioda PIN solid state untuk mengukur radiasi pengion di orbitnya, transponder jarak jauh dan kamera selfie," tulis pejabat ISRO dalam deskripsi misi.
Roket SSLV dirancang untuk meluncurkan satelit yang relatif kecil, roket dapat melayang hingga 1.100 pon atau setara 500 kg ke orbit Bumi rendah (LEO). Ketika SSLV sepenuhnya online, India akan memiliki tiga roket di armadanya saat ini.
Dua lainnya adalah Polar Satellite Launch Vehicle (PSLV) setinggi 144 kaki atau 44 meter, yang dapat mengangkut hingga 1.750 kilogram ke orbit kutub sinkron matahari. Kemudian, Kendaraan Peluncuran Satelit Geosynchronous (GSLV), yang dapat membawa 5.000 kilogram ke LEO atau 2.500 kilogram ke orbit transfer geostasioner yang jauh lebih tinggi.